
Dow Jones Turun 200 Poin Meskipun Ada Perpanjangan Tarif Baru untuk Tiongkok. Apakah Inflasi Menakutkan?
Tiongkok baru saja mendapat jeda 90 hari lagi sebelum tarif Trump diberlakukan terhadap barang-barangnya di perbatasan AS. Namun, investor mungkin bersiap menghadapi kejutan dalam laporan inflasi yang akan dirilis Selasa mendatang.
Goyah di Pekan Ini
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup turun 200 poin, minus 0,5%, pada hari Senin, diikuti oleh penurunan 0,3% pada S&P 500 dan Nasdaq Composite. Hal ini terjadi meskipun ada kemenangan geopolitik besar dalam bentuk perundingan perdagangan yang diperpanjang dengan Beijing.
Aksi jual ini menambah kekhawatiran Dow setelah naik turunnya bulan ini. Seminggu yang lalu, indeks tersebut anjlok lebih dari 500 poin untuk Jobs pada hari Jumat sebelum hampir pulih sepenuhnya pada hari Senin mendatang. Suasananya lebih berhati-hati daripada ceria — para pedagang tidak ingin terjebak dalam ketidakpastian menjelang rilis IHK Juli pada hari Selasa, salah satu laporan inflasi paling kritis tahun ini setelah lima bulan ketidakpastian tarif.
Jeda Tarif Memperpanjang Waktu
Presiden Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif yang memberi Tiongkok perpanjangan 90 hari lagi sebelum gelombang tarif berikutnya dimulai — batas waktu baru adalah 9 November.
Tarif impor dari Tiongkok akan tetap di 30% untuk saat ini, menghindari lonjakan otomatis ke tarif yang lebih tinggi. Hal ini melegakan bagi industri yang sangat bergantung pada barang-barang Tiongkok, mulai dari elektronik dan peralatan hingga mainan dan pakaian jadi.
Namun, “jeda” tidak berarti “damai” — perpanjangan ini hanya memperpanjang ketidakpastian. Bisnis masih menghadapi risiko biaya impor yang lebih tinggi akhir tahun ini, yang dapat membuat rantai pasokan gelisah.
AS mengimpor barang senilai sekitar $440 miliar dari Tiongkok pada tahun 2024, yang berarti bahkan perubahan kecil dalam kebijakan tarif dapat berdampak pada perekonomian.
Kecemasan Inflasi Merangkak Kembali
Dalam berita terkini, hari ini adalah Hari Inflasi. Analis memperkirakan IHK Juli dan IHK AS akan naik lagi, menjadi 2,8%, meningkatkan taruhan untuk keputusan kebijakan The Fed di bulan September. Angka yang lebih tinggi dari perkiraan dapat mendorong Jay Powell dan rekan-rekannya untuk mempertahankan suku bunga — atau bahkan menolak spekulasi penurunan suku bunga.
Sebagai konteks, sebelum data minggu ini, para pedagang telah memperkirakan probabilitas 92% penurunan suku bunga di bulan September. Jika IHK mengejutkan dengan kenaikan, angka itu dapat menyusut dengan cepat.
Data IHK bulan Juni berada di angka 2,7% yang hangat, dengan bukti jelas bahwa tarif memicu tekanan harga: furnitur, perlengkapan olahraga, peralatan rumah tangga, pakaian, dan mainan semuanya melonjak harganya.
Mengapa Pasar Mengabaikannya
Pelonggaran tarif biasanya mendapat sambutan meriah, tetapi saat ini, risiko inflasi lebih besar daripada berita perdagangan di benak investor. Jeda ini masih menyisakan tarif yang tinggi — yang berarti dampak inflasi dari perang dagang masih ada.
Para pedagang bersiap menghadapi kemungkinan bahwa The Fed akan memprioritaskan pengendalian inflasi daripada dukungan pertumbuhan, terutama jika data hari Selasa melemahkan gagasan bahwa inflasi sedang mereda.