Ekonomi Global Melambat, Dolar Kembali Diburu Investor Sebagai Safehaven Utama
Diluar kebiasaan, memburuknya data ekonomi AS justru menopang Indeks Dolar AS bergerak lebih tinggi dan mengirim harga Emas melemah tajam karena investor berburu safehaven pada Dolar sebagai matauang yang paling mudah diterima ditengah kekhawatiran investor atas krisis keuangan global yang semakin meningkat.
Meski baru-baru ini likuiditas China Yuan meningkat tajam, mengalahkan Dolar AS namun Investor masih belum mau menggantikan Dolar dengan Yuan sepenuhnya.
Dolar menguat tajam selama sesi perdagangan Kamis (11/5), berakhir naik sekitar 64 poin atau 0.63% pada level 102.08 (menandai penutupan tertinggi sejak awal Mei), setelah uji tertinggi 102.16 dan terendah 101.30.
Tentang Inflasi & Tenaga Kerja AS
Selama pekan ini, sentimen pasar difokuskan oleh laporan inflasi AS yang melambat dan sektor tenaga kerja AS yang ‘mendingin’. Dan parahnya, investor semakin dibuat khawatir oleh narasi limit hutang AS, yang harus segera mencapai kesepakatan sebelum default 1 Juni 2023.
Perekonomian di AS semakin memburuk di tengah siklus pengetatan yang sedang berlangsung oleh Federal Reserve (Fed) AS. Hal ini, semakin memperbesar kekhawatiran investor atas ketidakpastian ekonomi.
- US Core PPI (MoM) (Apr), 0.2% (A) vs. 0.2% (F) vs. 0.0% (P)
- US Core PPI (YoY) (Apr), 3.2% (A) vs. 3.3% (F) vs. 3.4% (P)
- US PPI (MoM) (Apr), 0.2% (A) vs. 0.3% (F) vs. -0.5% (P)
- US PPI (YoY) (Apr), 2.3% (A) vs. 2.5% (F) vs. 2.7% (P)
- US Initial Jobless Claims, 264K (A) vs. 245K (F) vs. 242K (P)
Emas & Saham
Harga emas anjlok merespon penguatan indeks Dolar AS pada level tertinggi sejak awal Mei, setelah aliran safehaven terus mengalir pada Dolar.
Hal tersebut, juga terlihat pada penurunan tajam pasar saham Amerika setelah serangkaian data ekonomi AS menunjukkan perlambatan Inflasi dan Peningkatan Klaim Pengangguran Mingguan AS.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $15 atau 0.7% berakhir pada level $2,014.76 per ons, setelah capai tertinggi $2,041 dan terendah $2,011. Emas berjangka kontrak Juni, melemah sebanyak $16.60 atau 0.81% berada pada level $2,020.50 per ons di Divisi Comex.
Sementara pasar saham AS anjlok – dipimpin oleh pelemahan taham indeks Dow Jones sekitar 221 poin atau 0.66% pada level 33,309.51. S&P500 AS turun sekitar 0.17% pada 4,130.62. Sementara Nasdaq menguat tipis sebanyak 0.18% pada level 12,328.51.
Matauang
Pasar Pound anjlok hingga terendah 1.2496 setelah BoE mengungkapkan tanda-tanda berkurangnya tekanan inflasi yang memunculkan spekulasi bahwa BOE dapat segera mengakhiri trend pengetatan kebijakan moneternya.
GBP/USD anjlok sebanyak 114 poin atau 0.90% berada pada level 1.25107, setelah capai terendah 1.24964 dan tertinggi 1.26403.
Dalam pertemuan Bank Sentral kemarin, BOE menetapkan suku bunga naik 25bps sesuai dengan perkiraan menjadi 4.50%. Dalam komentar BoE, Kepala BOE Andrew Bailey menyampaikan bahwa inflasi utama akan turun secara signifikan mulai April dan seterusnya.
Hal tersebut, akan ditopang dari perubahan harga bahan bakar dan makanan yang signifikan.
Dipasar matauang berisiko lainnya, EUR/USD beakhir melemah sekitar 67 poin atau 0.61% pada level 1.09153. AUD/USD turun 77 poin atau 1.14% pada level 0.67010, sementara USD/JPY melemah ke level 134.55 – naik sebanyak 21 poin atau 0.15%.
Minyak
Harga minyak mentah dunia terkoreksi tajam pada perdagangan Kamis (11/5) setelah Inflasi China dilaporkan melambat dan ketidakpastian ekonomi AS semakin memburuk – mendorong pasar khawatir ekonomi global melambat dan menekan permintaan.
Dipasar spot, harga minyak anjlok sekitar $1.36 atau 1.87% pada level $71.33 per barel, setelah capai tertinggi $73.45 dan terendah $70.61.
Minyak mentah berjangka WTI AS turun sekitar $1.69 atau 2.33% pada level $70.87 per barel, sedangkan Brent London melemah sebanyak $1.43 atau 1.87% pada level $74.98 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan akhir pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan GDP Inggris pada pukul 13:00 WIB. diluar dari jadwal data ekonomi, fokus pasar akan tertuju pada perkembangan pertemuan Presiden AS dengan Ketua DPR McCarthy seputar kenaikan limit hutang AS dan rencana pemotongan anggaran belanja.