Ekspor Jerman Stagnan di Bulan Juni di Tengah Lemahnya Permintaan dari Luar Negeri
Ekspor Jerman mengalami stagnasi pada bulan Juni, dengan kenaikan yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya, data dari kantor statistik federal menunjukkan pada hari Kamis.
Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan peningkatan bulan ke bulan sebesar 0,3%.
“Perdagangan tidak lagi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jerman yang tangguh seperti dulu, melainkan menjadi hambatan,” kata Carsten Brzeski, kepala ekonomi makro global di ING.
Gesekan rantai pasokan, ekonomi global yang lebih terfragmentasi dan China semakin mampu memproduksi barang yang sebelumnya dibeli dari Jerman adalah semua faktor yang membebani ekspor pada bulan Juni, tambah Brzeki.
Impor turun 3,4% pada bulan tersebut, data kantor statistik menunjukkan.
Neraca perdagangan luar negeri menunjukkan surplus 18,7 miliar euro ($20,45 miliar) pada bulan Juni, naik dari revisi tipis 14,6 miliar euro bulan sebelumnya.
Ekspor ke negara-negara Uni Eropa naik 1,3% pada bulan tersebut, sementara ekspor ke Amerika Serikat turun 0,2% dan ekspor ke China dan Rusia masing-masing turun 5,9% dan 2,3%, kata kantor tersebut.
“Sejak berakhirnya pandemi, volume ekspor global telah menurun,” kata Thomas Gitzel, kepala ekonom di VP Bank Group, menambahkan bahwa penurunan tajam ekspor ke China khususnya harus dilihat sebagai tanda peringatan bagi ekonomi global. .
Sentimen dalam industri ekspor Jerman sedikit memburuk pada bulan Juli, sebuah survei oleh Institut Ifo menunjukkan minggu lalu.
“Permintaan dari luar negeri berkembang agak lemah,” kata Klaus Wohlrabe, kepala survei di Ifo. “Ini juga merupakan hasil dari kebijakan moneter yang ketat di AS dan Eropa, yang dampaknya secara bertahap mulai terasa.”
Kantor statistik menerbitkan data ekonomi yang lebih rinci di situs webnya.
($1 = 0,9146 euro)