Emas Rebound, Paska Anjlok Keterendah Mingguan
Harga emas rebound selama sesi perdagangan Jumat (16/12), kembali uji level $1,800 per ons dipasar emas berjangka kontrak Februari meski Dolar juga turut bergerak menguat, sementara pelaku pasar bergerak meninggalkan pasar aset berisiko karena data ekonomi negara yang memburuk.
Harga emas menguat ditengah spekulasi perlambatan kebijakan moneter Fed dalam menaikkan suku bunga pada periode Februari mendatang karena inflasi yang mulai landai. Berdasarkan probability oleh CME, kemungkinan kenaikan suku bunga 25bps menjadi 4.75% mendominasi dengan peluang sekitar 75.1% meningkat dari 40.6% pada pekan sebelumnya, sedangkan kenaikan 50bps hanya sekitar 24.90% (vs. 48.9%).
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sekitar $16.04 atau 0.89% berakhir pada level $1,792.71 per ons, setelah uji tertinggi $1,794 dan terendah $1,774. Sedangkan emas berjangka kontrak Februari berakhir pada level $1,800.20 per ons di Divisi Comex setelah uji tertinggi $1,804.20 dan terendah $1,783.90.
Dolar
Dolar berakhir menguat disesi perdagangan akhir pekan – bergerak dalam kisaran yang sempit dan hanya memanfaatkan momentum kenaikan suku bnunga Fed bahkan setelah laporan Manufaktur PMI AS dirilis mengecawakan. Penghindaran terhadap aset berisiko juga nampak membantu dolar bergerak lebih tinggi.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa manufacturing PMI AS melemah pada level 46.2, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya yang masing-masing berada pada 47.7. Dolar mengakhiri perdagangan Jumat (16/12) dengan keuntungan sekitar 17 poin atau 0.15% berakhir pada level 104.77, setelah uji terendah 104.21.
Pound melemah menyimak laporan penjualan ritel Inggris yang dirilis turun sebanyak 5.90% selama periode November, lebih buruk dari perkiraan pada -5.60%. GBP/USD melemah sekitar 33 poin atau 0.27% berakhir pada level 1.2143, setelah uji tertinggi 1.2222 dan terendah 1.2120. EUR/USD melemah sebanyak 39 poin atau 0.37% berakhir pada level 1.0587, setelah uji terendah 1.0584 dan tertinggi 1.0662.
AUD/USD diperdagangkan melemah sebanyak 13 poin atau 0.19% berakhir pada level 0.6686. USD/JPY turun sebanyak 109 poin atau 0.80% menguat pada level 136.69. Sedangkan USD/CHF melemah ke level 0.9339, naik sekitar 56 poin atau 0.60%.
Minyak
Harga minyak melemah selama sesi perdagangan Jumat (16/12) tertekan penguatan Dolar setelah kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS. Pelaku pasar menilai bahwa harga minyak tengah bersiap untuk kembali menguat ditengah kekhawatiran gangguan pasokan dan harapan untuk pemulihan permintaan di China.
Dipenutupan Jumat, harga minyak dipasar spot mencatatkan kerugian sebesar $2.06 atau 2.77% berakhir pada level $74.32 per barel, setelah uji $76.58 dan $73.35. Minyak mentah berjangka WTI AS melemah sebesar $1.82 atau 2.45% berakhir pada level $74.29 per barel. Sedangkan minyak berjangka Brent London melemah sebesar $2.17 atau 2.75% berakhir pada level $79.04 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan pekan depan, pasar nampaknya akan memasuki masa tenang karena memasuki musim libur natal dan tahun baru. Efektif perdagangan akan terjadi selama sesi Senin hinga Kamis dan beberapa pasar akan ditutup selama sesi perdagangan Jumat.
Pertemuan Bank Sentral Jepang dan keputusan suku bungan PBOC akan menjadi fokus selama sesi Asia Selasa (20/12), sedangkan lapoan GDP kuartal ke-3 Amerika akan menjadi data utama pekan depan yang akan dirilis pada Kamis (22/12).