Geopolitik dan Prospek Suku Bunga, Dorong Dolar Menguat
Harga emas berakhir lebih rendah selama sesi perdaganga Selasa (21/2), tertekan ditengah penguatan Dolar setelah setelah survei PMI Amerika dirilis dengan hasil yang cukup baik. Ekspektasi bahwa the Fed akan memperketat kondisi moneter ‘secara agresif’ membuat investor gelisah.
- US Manufacturing PMI (Feb), 47.8 (A) vs. 47.3 (F) vs. 46.9 (P)
- US Services PMI (Feb), 50.5 (A) vs. 47.2 (F) vs. 46.8 (P)
- US Existing Home Sales (Jan), 4.00M (A) vs. 4.10M (F) vs. 4.02M (P)
- US Existing Home Sales (MoM) (Jan), -0.7% (A) vs. 2.0% (F) vs. -1.5% (P)
Pada saat yang sama, prability kenaikan suku bunga the Fed oleh CME menguat menjadi 25.5% untuk peluang kenaikan sebesar 50 bps menjadi 5.00-5.25%, sementar probability kenaikan 25bps turun menjadi 74.5% dari 81.9% sehari sebelumnya.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sekitar $6.38 atau 0.35% berakhir pada level $1,834.72 per ons, setelah uji tertinggi $1,843 dan terendah $1,830. Sementara emas berjangka kontrak April ditutup melemah sebanyak $7.70 atau 0.42% berakhir pada level $1,842.50 per ons di Divisi Comex.
Perlu diketahui bahwa, penurunan emas terlihat tertahan pada perdagangan Selasa, ditengah memanas hubungan AS-China, setelah Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memperingatkan China untuk tidak memberikan bantuan militer mematikan lebih lanjut kepada Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Dolar
Dolar semakin memperkuat keuntungannya setelah serangkaian data ekonomi AS yang membaik dan memanasnya hubungan geopolitik AS-China konflik antara AS dan Rusia meningkat dalam 24 jam terakhir.
Baru-baru ini, setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken, mengatakan Amerika Serikat mencurigai China sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan militer kepada Rusia. Moskow menanggapinya dengan menangguhkan perjanjian senjata nuklirnya dengan AS dan berjanji untuk mempertahankan aksi militernya di Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken memperingatkan China untuk tidak memberikan bantuan militer mematikan lebih lanjut kepada Rusia dalam invasinya ke Ukraina, menambahkan bahwa “konsekuensi serius” akan terjadi jika hal itu dilakukan. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengunjungi Presiden Ukraina Zelenskyy di Kyev, menunjukkan dukungan AS setelah komentar Blinken.
Dolar menyelesaikan perdagangan Selasa (21/2) dengan keuntungan sebesar 32 poi natau 0.31% berakhir pada level 104.20, setelah uji tertinggi 104.27 dan terendah 103.76.
Matauang
Matauang uang Pound, berakhir menguat tajam selama sesi perdagangan Selasa (21/2), setelah serangkaian data PMI Inggris memberikan hasil yang positif.
- UK Manufacturing PMI, 49.2 (A) vs. 47.5 (F) vs. 47.0 (P)
- UK Services PMI, 53.3 (A) vs. 49.2 (F) vs. 48.7 (P)
- EU Manufacturing PMI (Feb), 48.5 (A) vs. 49.3 (F) vs. 48.8 (P)
- EU Services PMI (Feb), 53.0 (A) vs. 51.0 (F) vs. 50.8 (P)
- Serangkaian data PMI AS menhapuskan kekhawatiran tetang perundingan brexit yang kembali memudar. Juru Bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan perdana menteri telah menyatakan dengan tegas bahwa masih ada masalah substantif yang harus diselesaikan dengan UE, membawa kembali ke meja kesengsaraan Brexit.
- GBP/USD ditutup menguat sekitar 70 poin atau 0.58% berakhir pada level 1.2109, setelah uji tertinggi 1.2147 dan terendah 1.1985. Berbanding terbalik dengan Pound, Euro justru melemah bersama dengan matauang berisiko lainnya, EUR/USD berakhir melemah sebanyak 40 poin atau 0.37% berakhir pada level 1.0645. AUD/USD berakhir turun sebanyak 57 poin atau 0.84% berakhir pada level 0.6853.
- Sentimen
- Memasuki sesi perdagangan Rabu (22/2), pasar global akan terfokus pada pergerakkan Dolar dan pembacaan risalah pertemuan FOMC Februari yang akan dirilis pada pukul 02:00 WIB.