Harga Emas Anjlok, Karena Dolar Perkasa Respon Data Tenaga Kerja AS
Harga emas tergelincir di bawah level $1,830 menandai penurunan pertama setelah mencatatkan penguatan dalam empat sesi perdagangan berturut-turut, merespon hasil data tenaga kerja yang dirilis sangat baik sehingga membantu penguatan pada dolar Amerika dan menekan perdagangan pasar Rival utama lainnya.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa :
• US Challenger Job Cuts (Dec), 43.61K (A) vs. 76.835K (P)
• US ADP Nonfarm Employment Change (Dec), 235K (A) vs. 150K (F) vs. 127K (P)
• US Initial Jobless Claims, 204K (A) vs. 230K (F) vs. 225K (P)
• US Trade Balance (Nov), -61.50B (A) vs. -74.00B (F) vs. -78.20B (P)
• US Services PMI (Dec), 44.7 (A) vs. 44.4 (F) vs. 46.2 (P)
Tekanan turun pada emas juga diperkuat setelah serangkaian komentar member Fed yang memberikan nada Hawkish sejalan dengan FOMC. Presiden Bank Federal Reserve Kansas City Esther George menyampaikan bahwa inflasi tinggi masih memerlukan intervensi Fed dan bank sentral akan mempertahankan suku bunga hingga 2024. Sedangkan Presiden Fed St Louis Jim Bullard mengatakan bahwa inflasi kemungkinan akan mereda lebih lambat dari yang diantisipasi pasar, sehingga memperkuat gagasan bahwa kebijakan moneter Federal Reserve akan terus agresif.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $21.70 atau 1.18% berakhir pada level $1,832.52 per ons, setelah uji tertinggi $1,858 dan terendah $1,824. Emas berjangka kontrak Februari ditutup melemah sebanyak $19.70 atau 1.07% berakhir pada level $1,840.60 per ons di Divisi Comex.
Dolar menyelesaikan sesi perdagangan Kamis (5/1) dengan keuntungan sekitar 87 poin atau 0.83% berakhir pada levle 105.13,setelah uji tertinggi 105.28 tertinggi dalam 4 pekan.
Matauang
Sekerangjang matauang utama dunia diperdagangkan melemah terhadap Dolar setelah serangkaian data dan komentar pembuat kebijakan Fed memberikan sentimen positif pada Dolar. EUR/USD mencatatkan kerugian sekitar 83 poin atau 0.79% berakhir pada level 1.0520, setelah uji tertinggi 1.0635 dan terendah 1.0540.
GBP/USD turun sekitar 146 poin atau 1.23% berakhir pada level 1.1908, setelah uji tertinggi 1.2077 dan terendah 1.1873. Sedangkan AUD/USD anjlok 1.28% atau 87 poin ke level 0.6749, setelah uji tertinggi 0.6844 dan terendah 0.6734.
Minyak
Harga minyak mentah dunia rebound setelah mengawali perdagangan awal tahun 2023 dengan kerugian lebih dari 10% dari puncak tertinggi minggu ini. Sejak pembukaan tahun, pasar terbebani oleh kekhawatiran resesi, menyusul rilis laporan aktivitas manufaktur AS dan China yang kedua negara menuju perlambatan.
Dipasar spot, harga minyak ditutup menguat sekitar 72 sen atau 0.97% berakhir pada level $73.93 per barel, setelah uji terendah $72.46. Minyak mentah berjangka WTI AS mencatatkan keuntungan sekitar 44 sen atau 0.60% berakhir pada level $73.93 per barel. Sedangkan Brent London berakhir naik sebanyak 85 sen atau 1.08% berada pada level $73.67 per barel.
Harga minyak nampaknya akan dapat kembali terkoreksi menyusul laporan persediaan minyak mentah AS yang masih mencatatkan kenaikan supply dalam sepekan terakhir. Dalam data EIA menunjukkan bahwa stok minyak naik sebanyak 1.694 juta barel, lebih besar sebelumnya yang hanya 718.000 barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan akhir pekan, fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan Nonfarm payrolls dan tingkat pengangguran AS yang akan dirilis malam ini pukul 20:30 WIB, disusul oleh laporan ISM Non Manufacturing PMI AS pada pukul 22:00 WIB. Disesi Eropa pasar akan diramaikan oleh laporan Inflasi Eropa pada pukul 17:00 WIB.