
Harga Emas Melemah Setelah Bank Sentral Dunia Ramai-Ramai Hentikan Siklus Kenaikan Suku Bunga
Pasar keuangan global bergejolak, setelah sederetan pertemuan Bank Sentral selama periode September memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, memberikan ruang ‘jeda’ untuk kenaikan panjang selama dua tahun terakhir.
Setelah Federal Reserves AS menahan suku bunga tetap pada level 5.25%-5.50%, kini giliran Swiss National Bank (SNB) dan Bank of England (BoE) melakukan hal yang sama. BoE menghentikan laju kenaikan merespon laporan inflasi Inggris yang sedikit lebih lambat setelah 14 kali kenaikan suku bunga berturut-turut sejak Desember 2021.
Harga emas babak belur, melemah tajam dalam dua hari beruntun karena berputarnya haluan kebijakan moneter bank sentral dunia yang mulai menemukan titik puncak suku bunga untuk menjinakkan inflasi, meski dalam jangka panjang hal ini akan kembali menguntungkan pasar emas – melihat prospek suku bunga akan kembali berangsur turun guna menstabilkan ekonomi.
Dipasar spot, harga emas berakhir melemah sebanyak $10.28 atau 0.53% pada level$1,919.52 per ons, setelah capai tertinggi $1,931 dan terendah $1,913. Sedangkan emas berjangka kontrak Desember naik sekitar $5.10 atau 0.26% pada level $1,956.40 di Divisi Comex.
Dolar
Indeks Dolar AS berakhir datar setelah sebelumnya baik tajam mencapai 105.75 tertinggi sejak Maret. Dolar berangsur turun sebagai aksi profit taking dan berhati-hati jelang pertemuan Bamk Sentral Jepang, menutup rangkaian pertemuan Bank Sentral minggu ini.
USDX berakhir naik hanya sekitar 2 poin atau 0.02% pada level 105.38, setelah capai tertinggi 105.75 dan terendah 105.28.
Sementara itu, diantara matauang berisiko Pound Inggris menjadi pemain terburuk sepanjang perdagangan Kamis (21/9) karena untuk pertama kalinya BOE menetapkan suku bunga tidak berubah setelah 14 kali kenaikan beruntun. GBP/USD berakhir turun sebanyak 49 poin atau 0.40% pada level 1.2294, setelqh capai terendah 1.22319.
EUR/USD diperdagangkan mencapai posisi terendah baru dalam sebulan terakhir merespon sentimen negatif BoE, sebelum akhirnya berbalik menguat dari sesi terendah Kamis (21/9) dan berakhir di sekitar 1.06593 karena Dolar yang berngsur turun diakhir sesi perdagangan.
USD/JPY sempat diperdagangkan mencapai tertinggi sejak November tahun lalu, mendekati 148.50 sebelum berbalik turun, jatuh lebih dari seratus pips jelang pertemuan BOJ, dimana pasar mulai memperhatikan peluang BoJ untuk meninggalkan suku bunga ‘Negatif’
Franc Swiss jatuh pada hari Kamis setelah Swiss National Bank (SNB) mengejutkan pasar dengan mempertahankan suku bunga di 1,75%, dibandingkan ekspektasi kenaikan menjadi 2%.
- AUDUSD : 0.6414 , -32 / -0.50%
- EURUSD : 1.0659 , -1 / -0.01%
- GBPUSD : 1.2294 , -49 / -0.40%
- NZDUSD : 0.5930 , +1 / +0.02%
- USDJPY : 147.55 , -77 / -0.52%
- USDCAD : 1.3482 , +22 / +0.16%
- USDCHF : 0.9043 , +58 / +0.65%
- USDCNH : 7.3097 , +72 / +0.10%
Minyak
Harga minyak mentah dunia diperdagangkan cukup volatile selama sesi perdagangan Kamis (21/9), sempat naik dan turun hampir $2/barel dari sesi sebelumnya karena sentimen pasar yan beragam, namun kekhawatiran tentang keterbatasan pasokan membuat harga minyak tertahan.
- OIL (SPOT) : $89.26 , +$0.28 / +0.31%
- WTI : $89.63 , +$0.40 / +0.45%
- BRENT : $93.30 , -$0.23 / -0.25%
Sentimen
Selama sesi perdangan Jumat (22/9), fokus utama pasar akan bergeser pada pertemuan Bank Sentral Jepang pada pukul 10:00 WIB. Disesi Eropa siang nanti, laporan Penjualan Ritel Inggris akan dirilis pada pukul 13:00 WIB dan serangkain laporan PMI Manufaktur Inggris dan Eropa.
Selama sesi perdagangan Amerika, pasar akan difokuskan pada laporan PMI manufaktur dan PMI Jasa.