Harga Emas Menguat, Respon Pelemahan Dolar Susul GDP yang Mengecewakan
Harga emas diperdagangkan menguat tajam, memantul dari terendah $2,304 dan kini bertahan diatas $2,330 per ons menyusul laporan GDP Amerika yang dirilis mengecewakan selama periode kuaral pertama tahun ini.
- US Core PCE Prices (Q1), 3.7% (A) vs. 3.4% (F) v. 2.00% (P)
- US GDP (QoQ) (Q1), 1.6% (A) vs. 2.5% (F) vs. 3.4% (P)
- US Goods Trade Balance (Mar), -91.83B (A) vs. -91.20B (F) vs. -90.30B
- US Initial Jobless Claims, 207K (A) vs. 215K (F) vs. 212K (P)
- US PCE Prices (Q1), 3.4% (A) vs. 1.8% (P)
- US Wholesale Inventories (MoM), -0.4% (A) vs. 0.2% (F) vs. 0.5% (P)
- US Pending Home Sales (MoM) (Mar), 3.4% (A) vs. 0.9% (F) vs. 1.6% (P)
Harga emas diuntungkan dari suasana pasar yang dipenuhi keraguan pada pertumbuhan ekonomi AS yang jauh melambat selama kuartal pertama tahun ini, namun inflasi dasar PCE justru menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini menyeret kembali harapan bahwa ekonomi AS membutuhkan dorongan yang berarti untuk menjaga stabilitas harga.
Hingga akhir perdagangan Kamis (25/4), harga emas (spot) mencatatkan keuntungan sebesar $16.77 atau 0.72% berakhir pada level $2,332.11 per ons, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi $2,344 dan terendah $2,304.
Pada saat yang sama, Emas berjangka kontrak Juni sebagai kontrak teraktif saat ini, diperdagangkan menguat sebanyak $4.10 atau 0.18% berada pada level $2,342.50 per ons, setelah capai tertinggi $2,357 dan terendah $2,316 di Divisi Comex.
Matauang
Indeks Dolar AS diperdagangkan melemah tajam selama sesi perdagangan Kamis (25/4) menyusul kekecewaan investor merespon laporan GDP kuartal pertama AS yang dirilis jauh dibawah perkiraan dan data sebelumnya.
GDP AS naik hanya 1.6% selama kuartal pertama tahun ini, di bawah perkiraan sebesar 2,5%, dan tertinggal sebesar 3,4% pada Kuartal 4 tahun 2023.
Pasar Dolar bahkan mengabaikan perubahan probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada pertemuan September yang hanya menyisakan sekitar harapan pemangkasan sebesar 58.5% dari 69.8%. Hal ini, memunculkan spekulasi baru bahwa the Fed mungkin hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak 1 kali pada tahun ini.
Selama perdagangan Kamis (25/4), Indeks Dolar AS mencatatkan kerugian sebanyak 24 poin atau 0.23% pada level 105.58, setelah capai tertinggi 106.00 dan terendah 105.47.
Yen Jepang naik terhadap Dolar pada level tertinggi yang belum pernah terlihat sebelumnya sejak 34 tahun terakhir, mendorong spekulasi intervensi oleh BoJ semakin kuat jelang pertemuan Bank of Japan pada Jumat (26/4). USD/JPY diperdagangkan naik mencapai tertinggi 155.739, selangkah dekati tertinggi 25 Juni 1990 pada 155.80.
Berikut adalah posisi pasar matauang pada penutupan 25 April 2024,
- USDX : 105.82 , -24 / -0.23%
- AUDUSD : 0.65176 , +21 / +0.33%
- EURUSD : 1.07296 , +31 / +0.29%
- GBPUSD : 1.25125 , +50 / +0.40%
- NZDUSD : 0.59478 , +13 / +0.21%
- USDJPY : 155.642 , +13 / +0.08%
- USDCAD : 1.36557 , -46 / -0.34%
- USDCHF : 0.91219 , -29 / -0.32%
- USDCNH : 7.25000 , -176 / -0.24%
Sentimen
Selama perdagangan akhir pekan ini, fokus pasar akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Jepang pada pukul 10:00 WIB. Pertemuan BoJ ditengah pelemahan Yen pada level yang belum pernah terlihat sejak 1990 akan sangat mencuri perhatian pasar secara luas. Investor akan melihat apakah BoJ akan kembali merubah suku bunga nya atau memperketat program pembelian obligasinya.
Selama sesi perdagangan Amerika malam nanti, fokus pasar akan tergeser pada laporan inflasi PCE AS, Personal Income dan Personal Spending AS pada pukul 19:30 WIB.