Lonjakan Kasus Covid19, Tahan Laju Penguatan Mata Uang Berisiko
Dolar diperdagangkan sempit selama sesi perdagangan awal pekan (27/12), bertahan diatas level 96 dan ditutup turun hanya sekitar 6 poin atau 0.06% berakhir pada level 96.07, ditengah menguatnya imbal hasil obligasi AS.
Selama sesi perdagangan Senin (27/12) yield obligasi 2 tahun AS diperdagangkan naik ke level 0.769% dari 0.623%. Dipasar mata uang utamanya lainnya, EUR/USD ditutup menguat tipis hanya sekitar 10 poin atau 0.09% berakhir pada level 1.1324.
AUD/USD ditutup menguat sebanyak 14 poin atau 0.14% berakhir pada level 0.7230, didukung dari kenaikan tajam pada harga minyak mentah dunia dan diperkirakan akan melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini. Sementara itu, GBP/USD ditutup menguat sebanyak 46 poin atau 0.34% berakhir pada level 1.3437.
Meski diperdagangkan dengan kenaikan tajam pada awal pekan ini, Sterling nampak sangat rentan untuk terkoreksi melihat lonjakan kasus Omicron yang terjadi di Inggris. Beberapa maskapai penerbangan terpaksa membatalkan atau menunda ribuan penerbangan selama tiga hari terakhir karena kekurangan staf terkait COVID-19.
Sementara itu, beberapa kapal pesiar terpakasa harus membatalkan pemberhentian setelah terdeteksi kasus positif di atas kapal.
Memasuki sesi perdagangan hari ini, pasar global akan terus terfokus pada rangkaian perkembangan lonjakan kasus Covid19 selama musim Libur Natal dan Tahun Baru. Dolar sebagai mata uang safe haven diperkirakan akan cukup diuntungkan ditengah lonjakan kasus yang terjadi dan menekan perdagangan pasar rival utamnya.
