Minim Data, Pasar Fokus Pada Peluang Kenaikan Bunga Fed
Dolar menguat sepanjang sesi perdagangan Senin (31/10), menandai penguatan dalam tiga sesi perdagangan berturut-turut mengabaikan laporan Chicago PMI AS yang mencatatkan penurunan tajam. Investor nampaknya memanfaatkan momentum dari harapan kenaikan suku bunga 75bps untuk empat pertemuan berturut-turut pada 3 November (2 November waktu AS) mendatang.
Dolar berakhir naik sebanyak 92 poin atau 0.82% berakhir pada level 111.58, setelah uji terendah 110.72 dan tertinggi 111.67. Selama Oktober, Dolar mencatatkan performa yang kurang baik karena perdebatan tentang kenaikan suku bunga. Dolar melemah setidaknya sekitar 0.5% selama periode Oktober.
Dalam laporan PMI Chicago, menunjukkan bahwa aktifitas manufactur kawasan tersebut terkontraksi ke level 45.2, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya pada 47.0 (F) dan 45.7 (P).
Matauang
Dipasar rival Dolar, Matauang Poundsterling terus tertekan – melemah sebanyak 144 poin atau 1.26% berakhir pada level 1.1468, setelah uji tertinggi 1.1613. Dilema tentang masalah keuangan Inggris terus menekan perdagangan matauang tunggal negara tersebut dan memaksa Perdana Menteri Rishi Sunak dan Kanselir Jeremy Hunt tidak dapat dihindari bahwa semua warga Inggris akan membayar lebih banyak pajak.
Baru-baru ini, Rishi Sunak dilaporkan akan menandatangani dokumen kenaikan pajak yang ditujukan untuk dapat membantu menutup lubang hitam £50bn dalam keuangan publik. Hal ini, diharapkan dapat direspon dengan baik oleh pasar sebagai langkah nyata untuk memperbaiki sektor keuangan.
Pasangan matauang EUR/USD ditutup melemah sebanyak 83 poin atau 0.84% berakhir pada level 0.9882, setelah uji terendah 0.9872 dan tertinggi 0.9965. Euro melemah setelah GDP (QoQ) Eropa tercatat naik hanya sekitar 0.20%, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya pada 1.0% (F) dan 0.80% (P). Selama Oktober, Euro mencatatkan kenaikan sebesar 2.7%.
AUD/USD mencatatkan penurunan sebanyak 17 poin atau 0.27% berakhir pada level 0.6393. Pasar Aussie akan terfokus pada pertemuan RBA siang nanti pukul 10:30 WIB. USD/JPY berakhir melemah pada 148.70 – naik sebanyak 126 poin atau 0.85%.
Emas
Harga emas tertekan ke level terendah dalam sepekan dan kembali berada diambang batas $1,630 per ons menandai penurunan bulanan ke-6 berturut-turut karena suku bunga tinggi Amerika. Pasar secara global telah diwarnai oleh Sentimen negatif Fed, dimana Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75bp keempat berturut-turut.
Dipasar spot, harga emas diperdagangkan melemah sebanyak $11.41 atau 0.70% berakhir pada level $1,632.80 per ons, setelah uji tertinggi $1,645 dan terendah $1,631. Sementara emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah sebanyak $8.10 atau 0.49% berakhir pada level $1,636.70 per ons di Divisi Comex.
Fundamental utama emas akan terfokus pada pertemuan FOMC pada 3 November dini hari mendatang. Dalam pertemuan ini, Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75bps untuk ke empat kalinya. Berdasarkan survei oleh CME, peluang kenaikan suku bunga sebesar 75bps berada pada 86.5%, lebih tinggi dibandingkan hasil survei pada 30 September lalu pada 56.5%.
Minyak
Harga minyak melemah tajam selama sesi perdagangan awal pekan ini setelah laporan Manufacturing PMI China dirilis mengecewakan dan Produksi minyak AS diperkirakan meningkat hampir 1% menurut EIA.
Manufacturing PMI China yang dilaporkan kemarin menunjukkan bahwa sektor manufaktur China mengalami kontraksi ke level 49.2, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya pada 50.0 (F) dan 50.1 (P). Disisi lain, harga minyak tertekan merespon laporan Informasi dan Administrasi Energi AS (EIA) bahwa produksi minyak di Amerika Serikat meningkat 0,9% pada Agustus menjadi hampir 12 juta barel per hari, tertinggi sejak Maret 2020. Data menunjukkan bahwa produksi minyak mentah di Texas dan New Mexico tumbuh masing-masing sebesar 1.6% dan 0.6%.
Dipasar spot, harga minyak tercatat turun sebanyak $2.12 atau 2.07 atau 2.40% berakhir pada level $86.22 per barel. Minyak mentah WTI AS terkoreksi sebanyak $1.37 atau 1.58% berakhir pada level $86.53 per barel, Sedangkan minyak mentah berjangka Brent melemah sebanyak $2.96 atau 3.19% berakhir pada level $92.81 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan hari ini, pasar global akan terfokus pada pertemuan Reserve Bank of Australia pada pukul 10:30 WIB, Manufacturing PMI Inggris pada 16:30 WIB dan Manufacturing PMI AS pada pukul 20:45 WIB.