Minim Data, Pasar Keuangan Global Berakhir Datar
Dolar diperdagangkan cukup volatile selama sesi perdagangan Selasa (7/2), melemah disesi perdagangan Asia dan mencoba pulih selama perdagangan Eropa sebelum akhirnya kembali tersungkur dan berakhir negatif dipenutupan pasar Amerika.
Pergerak pasar Dolar nampak bergelombang jelang penyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang berpartisipasi dalam diskusi yang dimoderasi dalam Economic Club of Washington DC. Dalam komentarnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell kembali mengulangi pesan hawkishnya, menyatakan bahwa mereka mungkin perlu melakukan kenaikan suku bunga lebih lanjut dan menambahkan bahwa prosesnya akan “bergelombang”.
Meski bernada positif bagi Dolar namun euforia dipasar saham yang lebih besar justru memberikan tekanann pada Dolar. Dolar menyelesaikan perdagangan Selasa (7/2) dengan kerugian sekitar 28 poin atau 0.27% berakhir pada level 103.35, setelah uji tertinggi 103.97 dan terendah 102.99.
Matauang
Pasangan AUD/USD ditutup menguat pada perdagangan Selasa (7/2), setelah Reserves Bank Of Australia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi 3.35% sesuai dengan perkiraan pasar. AUD/USD akhir kembali mendaoatkan dukungan dan mencatatkan kenaikan sebesar 76 poin atau 1.09% berakhir pada level 0.69578, setelah uji tertinggi 0.6988 dan terendah 0.6880.
EUR/USD ditutup hanya dengan keuntungan tipis sekitar 3 poin atau 0.03% berakhir pada level 1.07272, setelah terombang-ambing dalam kisaran yang cukup besar 1.0668 – 1.0766. GBP/USD berakhir menguat sebanyak 28 poin atau 0.23% berakhir pada level 1.2046, setelah uji tertinggu 1.2094 dan terendah 1.1960.
USD/JPY diperdagangkan menguat ke level 131.06, turun sekitar 156 poin atau 1.19% setelah para ekonomi mulai mencerna bahw Kepemimpinan BoJ yang baru akan membentuk ekspektasi pasar tentang sikap kebijakan apa yang dapat diadopsi BoJ ke depan.
Emas
Harga emas gagal menarik minat beli investor ditengah pelemahan Dolar dan hanya bergerak dalam kisaran yang sempit. Minimnya data dan Penguatan pasar saham global nampaknya membatasi daya pikat emas sebagai safehaven ditengah gejolak politik AS-China.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $5.91 atau 0.32% berakhir pada level $1,872.96 per ons, setelah uji terendah $1,864 dan tertinggi $1,884. Sementara emas berjangka kontrak April, ditutup menguat hanya sekitar $5.30 atau 0.28% berakhir pada level $1,884.80 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia melonjak tajam selama perdagangan Selasa (7/2) setelah Pembukaan kembali China dan gempa Turki menjadi faktor utama yang menopang harga minyak.
Optimisme tentang pembukaan kembali China telah meningkat spekulasi bahwa permintaan dapat segera pulih. Hal ini juga disampaikan oleh Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan setengah dari permintaan minyak global 2023 akan datang dari China.
Disisi lain, kekhawatiran tentang kekurangan pasokan mulai membebani pasar karena terminal ekspor utama di Turki ditutup setelah gempa bumi di negara tersebut.
Dipasar spot, harga minyak ditutup melonjak sebanyak $3.12 atau 4.02% berakhir pada level $77.55 per barel, setelah uji tertinggi $77.57. Minyak mentah WTI AS naik sebanyak 3.93% atau $3.03 berakhir pada level $77.14 per barel. Sementara Brent London menguat sebanyak $2.70 atau 3.23% berakhir pada level $83.69 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Rabu (8/2), pasar global masih akan sepi dari rangkaian data ekonomi utama. Beberapa data akan dirilis disesi Amerika dengan dampak medium akan dirilis pada pukul 22:000 WIB yakni laporan Wholesales Invesntories dan Crude Oil Inventories pada pukul 22:30 WIB.