Pasar Obligasi AS, Bantu Harga Emas Rebound
Harga emas diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (9/9), ditopang oleh pelemahan tajam indeks Dolar Amerika setelah imbal hasil obligasi Amerika mencatatkan level tertinggi baru dalam lebih dari 14 tahun terakhir.
Pasar obligasi sangat sensitif terhadap berita seputar suku bunga the Fed, imbal hasil obligasi 2-tahun AS melonjak mencapai tertinggi dalam lebih dari 14 tahun pada perdagangan Jumat (9/9) dan kurva imbal hasil terbalik lebih jauh karena pejabat Federal Reserve menekankan perlunya kenaikan suku bunga lebih banyak untuk membendung melonjaknya inflasi.
Yield obligasi 10-tahun AS berada pada level 3,321%, naik dari level terendah empat bulan di 2.516% pada 2 Agustus tetapi bertahan di bawah level tertinggi 11 tahun di 3.498% yang telah dicapai pada 14 Juni. Yield obligasi 10-tahun AS tercatat berada pada level 3.5627% – melonjak dari terendah Jumat pada 3.4590.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sekitar $8.17 atau 0.48% berakhir pada level $1,716.5 per ons, setelah uji tertinggi $1,729 dan terendah $1,708. Sementara emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sekitar $8.40 atau 0.49% berakhir pada level $1,728.60 per ons di Divisi Comex.
Dolar
Dolar tertekan dan diperdagangkan pada kisaran 108 setelah pasar obligas AS mendapatkan perhatian utama investor ditengah prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Fed dalam beberapa pertemuan kedepan.
Dolar menyelesaikan perdagangan Jumat (9/9) dengan kerugian sebanyak 67 poin atau 0.61% berakhir pada level 108.98, setelah uji terendah 108.35 dan tertinggi 109.66.
Matauang Euro diperdagangkan naik kembali pada level tertinggi dalam tiga minggu terhadap dolar. Menyusul kenaikan 75bps suku bunga dan komentar hawkish dari Bank Sentral Eropa (ECB). EUR/USD mencatatkan kenaikan sekitar 0.8% dalam seminggu terakhir setelah ECB menaikkan suku dengan rekor 75 basis poin pada pertemuan Kamis (8/9) dan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut untuk melawan inflasi, bahkan ketika ekonomi diperkirakan akan mengalali resesi di musim dingin.
Sejauh ini, Eropa masih menghadapi prospek ekonomi yang lemah, akibat harga energi yang sangat tinggi – sehingga menekan konsumen dan bisnis. Pada Jumat, EUR/USD ditutup menguat sekitar 46 poin atau 0.46% berakhir pada level 1.0044, setelah uji tertinggi 1.0112 dan terendah 0.9995.
GBP/USD ditutup menguat sebanyak 84 poin atau 0.73% berakhir pada level 1.1585, setelah uji terendah 1.1497 dan tertinggi 1.1585. Selama pekan lalu, Sterling telah diperdagangkan melemah mencapai level terendah dalam 35 tahun terakhir, sebelum akhirnya pulih dan mencatatkan keuntungan 0.67% dalam sepekan terakhir.
Yen Jepang ditutup menguat ke level 142.60 terhadap Dolar, mencatatkan penurunan sekitar 149 poi natau 1.04% selama perdagangan Jumat (9/9). Sementara AUD/USD ditutup menguat sekitar 92 poin atau 1.35% berakhir pada level 0.6840.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan pekan ini, pasar global akan terfokus pada rangkaian laporan inflasi Amerika (Rabu 14/9), Inggris (Rabu 14/9) hingga Eropa (Jumat 16/9).
Sementara itu, pertemuan kunci Bank of England (BOE) akan menjadi fokus utama pada Kamis (15/9).