Penobatan Pemimpin Inggris hingga China Tekan Perdagangan Pasar Keuangan Global
Indeks Dolar Amerika mengawali perdagangan awal pekan ini (24/10) dengan volatilitas yang cukup besar, berakhir dengan keuntungan tipis merespon laporan Manufactur PMI AS setelah sempat menguat tajam capai tertinggi 112.54 disesi Eropa.
Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa PMI Manufaktur AS melemah dibawah level ekspansi 50 ke level 49.9 terendah dalam 28 bulan. Sementara PMI Jasa AS melemah ke level 46.6, berada dibawah perkiraan pada 49.2. Merespon serangkaian data tersebut, Dolar berakhir naik hanya sekitar 14 poin atau 0.13% berakhir pada level 112.00.
Dipasar Yen, Matauang tunggal Jepang tersebut kembali bergejolak – rebound lebih dari 400 pips setelah mencapai titik terendah di 145.49 terhadap Dolar AS. USD/JPY mengakhiri perdagangan Senin (24/10) dengan keuntungan sebanyak 133 poin atau 0.89% berakhir pada level 149.00.
Otoritas Jepang tampaknya berada di balik pergerakan tajam yang terlihat pada USD/JPY. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan bahwa paket stimulus ekonomi sedang dalam tahap akhir kompilasi, dan akan diumumkan pada akhir Oktober seperti yang direncanakan. Sementara itu, Bank of Japan menduga intervensi pekan lalu diperkirakan mencapai 5,5 triliun yen.
Risk Assets
Pergerakkan dipasar matauang berisiko nampak sangat volatile – dipimpin oleh volatilitas tajam dipasar Pounsterling ditengah gejolak politik Inggris selama pergantian Perdana Menteri setelah mundurnya Liz Truss paska 43 hari menjabat. GBP/USD ditutup melemah sebanyak 15 poin atau 0.13% berakhir pada level 1.1280, setelah bergerak lebar dalam kisaran lebih dari 150 poin – uji tertinggi 1.1409 dan terendah 1.1257.
Poundsterling menguat menyambut Rishi Sunak sebagai Perdana Menteri berikutnya. Sayangnya, Reaksi positif tidak bertahan lama dan pound kembali kehilangan daya tarik setelah pasar menerima tantangan yang berat untuk ekonomi Inggris dimasa mendatang karena melihat hasil laporan PMI Manufactur dan PMI Service Inggris anjlok ke level 45.8 dan 47.5.
Euro menyelesaikan perdagangan awal pekan dengan keuntungan tipis – berakhir naik sekitar 14 poin atau 0.14% berakhir pada level 0.9875. Sementara AUD/USD berakhir melemah sebanyak 68 poin atau 1.08% berakhir pada level 0.6311, setelah uji tertinggi 0.6410 dan terendah 0.6271.
Aussie melemah ditengah kekhawatiran tentang resiko perlambatan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Australia. Baru-baru ini, Konfirmasi masa jabatan ketiga Presiden China Xi Jinping telah menekan selera risiko. Investor khawatir bahwa komitmennya terhadap kebijakan nol-COVID dapat merusak pertumbuhan ekonomi.
Emas
Harga emas bergerak melemah tajam pada perdagangan Senin (24/10), karena Dolar yang bergerak lebih tinggi ditambah volatiltias pasar Yen jepang dan sekeranjang matauang utama dunia yang bergerak lebih rendah karena kekhawatiran tentang resesi global terus meningkat.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $8.01 atau 0.49% berakhir pada level $1,649.40 per ons, seteah uji tertinggi $1,670 dan terendah $1,643. Sementara emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah sebanyak $2.20 atau 0.13% berakhir pada level $1,652.10 per ons di Divisi Comex.
Serangkaian laporan Manufaktur dan Servise PMI Eropa, Inggris hingga Amerika yang menurun dibawah level psikologis 50 yang menandakan ekonomi terkontraksi serius mendorong pasar emas semakin melemah karena potensi penurunan permintaan.
Dalam laporan, Manufaktur PMI Eropa, Inggris dan AS turun pada level 46.6 ; 45.8 dan 49.9. Sedangkan Service PMI Eropa, Inggris, dan AS berada pada level 48.2 ; 47.5 dan 46.6.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Selasa (25/10) pasar global akan terus terfokus pada dampak ekonomi menyambut Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Pemimpin China ke-3 kali beruntun oleh Xi Jinping dan Pengumuman Menteri Ekonomi Baru Jepang yang dijadwalkan akan dirilis hari ini oleh PM Jepang.
Dari sentimen data ekonomi, pasar akan cukup minim data ekonomi dan hanya akan terfokus pada laporan Consumer Confidence AS pada pukul 21:00 WIB.