
Sentimen Pasar Pulih, China Akan Longgarkan Kebijakan Hindari Lockdown Lebih Lanjut
Dolar diperdagangkan menguat tipis untuk hari ke-3 berturut-turut ditengah spekulasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS pada 15 Desember mendatang dan serangkaian permintaan safehaven karena ancaman perlambatan ekonomi China yang dikhawatirkan akan terus meluas dan menekan pertumbuhan ekonomi global.
Dolar diperdagangkan menguat sekitar 15 poin atau 0.14% berada pada level 106.82 saat berita ini ditulis pukul 04:00 WIB, setelah uji terendah 106.05 sesaat paska laporan Consumer Confidence AS dirilis sebelum akhirnya kembali menguat ke tertinggi 106.89. Dalam data Consumer Confidence AS yang dilaporkan oleh Conference Board (CB), menunjukkan bahwa Keyakinan Konsumen turun ke level terendah empat bulan di 100,2 dari 102.2.
Melemahnya Keyakinan Konsumen AS dinilai terjadi karena gejolak inflasi dan kenaikan suku bunga menimbulkan tantangan bagi konsumen dan mengancam akan memperlambat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023.
Matauang
Dipasar matauang berisiko – hampir seluruh papan matauang rival utama Dolar diperdagangkan menguat selama sesi Asia hingga Eropa, didukung oleh harapan potensi pelonggaran dalam pembatasan pandemi di China menyusul episode kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.
EUR/USD diperdagangkan melemah sekitar 11 poin atau 0.10% berada pada level 0.6689 saat berita ini ditulis pukul 04:00 WIB, setelah uji tertinggi 1.0393. Memasuki sesi perdagangan Rabu (30/11) fokus EUR/USD akan tertuju pada laporan Inflasi Eropa yang akan dirilis pada pukul 17:00 WIB. GBP/USD diperdagangkan melemah sekitar 9 poin atau 0.08% berada pada level 1.1949 saat penulisan pukul 04:00 WIB.
Berbanding terbalik dengan Euro dan Pound, Dolar Asutralia justru diperdagangkan menguat sekitar 41 poin atau 0.61% berada pada level 0.6689 (04:00 WIB) merespon langkah Pejabat China yang mendesak pemerintah daerah untuk menghindari penguncian dan berkomitmen untuk memvaksinasi orang dewasa yang lebih tua.
Emas
Harga emas diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan Selasa (29/11) setelah Pemerinth China diperkirakan akan berupaya penuh untuk menghindari lockdown lebih luas menyusul aksi kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu. Hal tersebut, memberikan harapan baru tentang pulihnya permintaan komoditas China.
Dipasar spot, harga emas diperdagangkan menguat sekitar $8.24 atau 0.47% berada pada level $1,749.25 per ons saat beritai ini ditulis pukul 04:00 WIB, setelah uji tertinggi $1,758 dan ternedah $1,739. Emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan menguat sekitar $8.20 atau 0.47% berada pada level $1,748.50 per ons satu jam sebelum penutupan pasar Amerika di Divisi Comex.
Minyak
Dipasar komoditas lainnya, harga minyak turut mendapatkan dukungan kuat dari perkembangan kebijakan China untuk menghindari lockdown lebih lanjut. Dipasar spot, harga minyak diperdagangkan menguat sekitar $2.03 atau 2.58% berada pada level $78.55 per barel pada pukul 04:00 WIB, setelah uji tertinggi $79.59.
Minyak mentah berjangka WTI AS diperdagangkan menguat sekitar $1.42 atau 1.81% berada pada level $78.66 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka Brent London menguat sekitar $0.91 atau 1.07% berada pada level $84.80 per barel (04:00 WIB.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Rabu (30/11), fokus utama pasar global akan tertuju pada Laporan Inflasi Australia, PMI China, ADP Employment hingga GDP AS dan kesaksian Kepala Fed Jerome Powell pada Kamis dini hari.
Kepala Fed Jerome Powell diperkirakan akan menegaskan kembali komitmen teguh The Fed untuk mengatasi inflasi.