Stimulus BOJ, Dolar AS Kembali Tembus 99
Yen Jepang diperdagangkan naik tajam mencapai level tertinggi sejak Agustus 2015 pada perdagangan awal pekan ini (28/3), Yen melemah terhadap Dolar setelah Bank Of Japan (BOJ) mengumumkan program pelonggaran kebijakan moneter dalam pembelian obligasi 10 tahun Jepang dengan skala yang tak terbatas yang akan dilakukan pada 29,30 dan 31 maret.
Langkah BOJ yang secara tak terduga telah mendorong investor berburu Dolar dan meninggalkan safehaven emas. USD/JPY diperdagangkan naik tajam – mencatatkan kenaikan sebanyak 183 poinatau 1.48% melemah pada level 123.88, setelah sempat uji level terlemah Agustus 2015 pada 125.10. Indeks Dolar AS ditutup menguat sebanyak 35 poin atua 0.35% berakhir pada level 99.15, sedikit melemah dari tertinggi Senin (28/3) pada 99.36.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sebanyak $35.42 atau 1.84% berakhir pada level $1,922.59 per ons, setelah sempat capai tertinggi $1,958 dan terendah $1,916. Emas berjangka kontran April ditutup melemah sebanyak $14.40 atau 0.74% berakhir pada level $1,939.80 per ons di Divisi Comex.
Matauang
Merespon kebijakan BOJ, Matauang Pound Inggris diperdagangkan melemah tajam terhadap Dolar AS. Pelonggaran kebijakan moneter BOJ dinilai akan semakin meningkatkan kekhawatiran lonajakan inflasi yang semakin tak terkendali. Disisi lain, Gubernur Bank of England Andrew Bailey memperingatkan tentang ayunan di pasar komoditas dapat menimbulkan risiko bagi stabilitas keuangan.
Pada Senin, GBP/USD tercatat turun sebanyak 90 poin atau 0.69% berakhir pada level 1.3091, setelah sempat uji terendah 1.3065. EUR/USD ditutup naik tipis sekitar 2 poin atau 0.02% berakhir pada level 1.0984. Pekan ini, Euro akan terfokus pada laporan Infalsi Eropa pada Jumat (1/4). Sementara AUD/USD ditutup melemah sebanyak 25 poin atau 0.33% berakhir pada level 0.7488.
Minyak
Dipasar komoditas minyak, Harga minyak ditutup melemah tajam, anjlok lebih dari 8% karena kekhawatiran lemahnya permintaan dari negara konsumen komoditas terbesar. China dilaporkan telah mengumumkan lebih banyak penguncian wilayah karena tingginya kasus covid19.
Sejauh ini, Permintaan minyak China telah menurun secara signifikan sejak aktifitas diperketat – seperti yang disoroti oleh lalu lintas jalan raya di China yang anjlok hampir 10% pada bulan tersebut, di tengah penyebaran eksplosif Omicron. JP Morgan pekan lalu menurunkan ekspektasinya untuk permintaan minyak kuartal kedua di China sebesar 520.000 barel per hari menjadi 15,8 juta barel per hari.
Merespon hal tersebut, harga minyak anjlok sebanyak $9.19 atau 8.88% berakhir pada level $103.46 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS ditutup anjlok sebanyak $7.94 atau 7.49% berakhir pada level $105.96 per barel. Sementara minyak mentah berjangka Brent London ditutup melemah sebanyak $7.88 atau 7.20% berakhir pada level $109.49 per barel.