Waspada Jelang FOMC, Volatilitas Pasar Emas Berpotensi Meningkat Tajam
Harga emas diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan Selasa (25/1), sentuh level tertinggi sejak 11 November 2021 karena diuntungkan dari lonjakan imbal hasil obligasi AS dan ketegangan geopolitik.
Dipasar spot, Harga emas ditutup menguat sebanyak $4.80 atau 0.26 persen berakhir pada level $1,847.46 per ons, setelah sempat uji tertinggi $1,853 dan terendah $1,834. Emas berjangka kontrak Februari ditutup menguat sebanyak $10.80 atau 0.60 persen berakhir pada level $1,852.50 per ons di Divisi Comex.
Dipasar obligasi AS, lelang obligasi tenor 5 tahun dan obligasi jangka pendek 52-minggu tercatat naik cukup signifikan jelang pertemuan Fed malam dini hari nanti. Imbal hasil obligasi 5 tahun AS naik ke level 1.533 persen dari 1.263 persen. Sementara obligasi 52-minggu AS naik ke level 0.63 persen dari 0.39 persen.
Memasuki sesi perdagangan Rabu (26/1), pasar emas akan terfokus pada pertemuan FOMC Meeting Minutes AS yang akan dirilis pada malam ini (Kamis dini hari) pukul 02.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut, Investor akan memperhatikan komentar Powell seputar signal kenaikan suku bunga Fed pada Maret 2022 mendatang atau justru memberikan kejutan kenaikan suku bunga lebih awal pada pertemuan Januari.
Jelang pertemuan Fed malam nanti, pasar emas juga akan memperhatikan rilis data Wholesales Inventories (20:30 WIB) dan New Home Sales AS (22:00 WIB). Secara Teknikal, harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,862.00 – $1,805.00.