Emas Bertahan Diatas $1,900, Sementara Dolar Mendarat di 104 Penutupan Tertinggi Sejak Juni
Harga emas berakhir lebih rendah selama sesi perdagangan Jumat (25/8), terkoreksi dari sesi tertinggi $1,922 per ons setelah Kepala Fed Jerome Powell mengungkapkan potensi pengetatan lebih lanjut dan menahan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun untuk waktu yang lebih laman guna mencapai target inflasi 2%.
Disisi lain, pelaku pasar nampak prihatin terhadap kondisi ekonomi global yang semkain melemah dan mencoba berburu emas sebagai alternatif safehaven ditengah harapan bahwa bank-bank dunia akan berupaya untuk menyesuaikan kebijakan moneternya untuk menopang pemulihan ekonomi. Hal tersebut, membantu emas mempertahankan posisinya diatas $1,900 per ons.
Dipasar spot, harga emas berakhir melemah sekitar $1.59 atau 0.08% pada level $1,915.05 per ons, setelah capai tertinggi $1,922 dan terendah $1,903. Emas berjangka kontrak Desember berakhir melemah sekitar $3.80 atau 0.10% pada level $1,943.30 per ons di Divisi Comex.
Matauang
Indeks Dolar AS berakhir menguat dengan keuntungan sekitar 15 poin atau 0.14% pada level 104.14 – menandai penutupan tertinggi sejak Juni, setelah capai tertinggi 104.45 dan terendah 103.73.
Ditengah penguatan Dolar, sekeranjang matauang berisiko bergerak melemah setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memastikan inflasi terkendali. EUR/USD tercatat melemah sebanyak 16 poin atau 0.15% pada level 1.07935, setelah capai tertinggi 1.08414 dan terendah 1.07655.
GBP/USD melemah sekitar 22 poin atau 0.17% pada level 1.25764, setelah diperdagangkan pada kisaran 1.26534 – 1.25476. AUD/USD turun 13 poin atau 0.21% pada kisaran 0.64024. Sedangkan USD/JPY melemah ke level 146.425, naik sebanyak 60 poin atau 0.41%.
Saham
Pasar saham dan obligasi Amerika mennguat selama sesi perdagangan Jumat (25/8) karena investor mencoba mencerna dan menyerap pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam kesaksiannya selama pertemuan Jackson Hole. Powell menyarankan agar bank sentral AS harus mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan untuk mengelola dan menahan inflasi secara efektif.
Hingga akhir penutupan Jumat (25/8), indeks Dow Jones ditutup naik 0.73 persen pada kisaran 34,346.90. Indeks S&P 500 ditutup naik 0.67% pada 4,405.71, sedangkan Indeks Nasdaq ditutup naik 0,94% pada 13,590.65.
Imbal hasil obligasi 2tahun AS naik sebanyak 1.09% pada level 5.078%.
Sementara itu, pasar saham Asia yang ditutup sebelum kesaksian Kepala Fed Jerome Powell pada Jumat malam, berakhir dengan penurunan tajam karena sikap hati-hati para pelaku pasar. Tekanan lain yang kekuatan utama yang mendorong penurunan pasar Asia adalah penguatan dolar dan kekhawatiran terhadap krisis properti yang terjadi di China.
Dimana perlu diketahui bahwa Sektor real estat Tiongkok, adalah yang menyumbang hampir seperempat dari perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Baru-baru ini beberapa bank China diinstruksikan oleh PBOC untuk meminimalkan investasi luar negeri di bawah skema Bond Connect. PBoC berupaya menargetkan arus keluar dan membatasi jumlah Yuan di luar negeri.
- NIKKEI : 31,627.50 , -647.50 / -2.01%
- HSI : 17,952.50 , -255.50 / -1.40%
- SSEC : 3,064.07 , -18.17 / -0.59%
Sentimen
Sepanjang perdagangan pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada perkembangan berita seputar ekonomi China dan data Tenaga kerja Amerika.
Kalender ekonomi AS akan menampilkan laporan CB Consumer Confidence, laporan JOLTs, data GDP, laporan inflasi (PCE), dan laporan Nonfarm Payrolls.