Brent Bertahan di Atas 90 Dolar; Pedagang Memandang Suku Bunga AS dan Eropa Sebagai Panduan Terhadap Permintaan
Minyak mentah berjangka Brent bertahan di atas $90 per barel pada hari Selasa, sementara investor menunggu data makroekonomi yang dapat menunjukkan apakah suku bunga akan naik lebih lanjut di AS dan Eropa serta dampaknya terhadap permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent bulan November naik 28 sen menjadi $90,92 per barel pada pukul 03.00 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk bulan Oktober naik tipis 35 sen menjadi $87,64.
Brent mencapai $90 per barel pada minggu lalu untuk pertama kalinya dalam 10 bulan setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun.
Para pedagang akan mengamati data indeks harga konsumen AS pada bulan Agustus, yang akan dirilis pada hari Rabu, yang dapat menentukan seberapa besar kenaikan suku bunga lebih lanjut di negara dengan ekonomi terbesar dan konsumen minyak terbesar di dunia, kata Tina Teng, analis pasar di CMC.
Bank Sentral AS (Federal Reserve) diperkirakan tidak akan mengubah suku bunganya pada pertemuan kebijakan minggu depan, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah The Fed akan menaikkan suku bunganya atau berhenti sejenak pada bulan November.
Prospek minyak dalam jangka menengah “tetap bullish, dengan Tiongkok melaporkan data ekonomi yang lebih baik,” kata Teng, seraya menambahkan bahwa penurunan produksi OPEC+ juga merupakan faktor kunci di balik momentum kenaikan pasar.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada hari Kamis. Komisi Eropa pada hari Senin memperkirakan zona euro akan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2023 dan 2024.
Investor juga menunggu data industri mengenai stok minyak mentah AS yang akan dirilis pada pukul 20.30 GMT pada hari Selasa. Persediaan minyak mentah diperkirakan turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 8 September, menurut jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin.
Juga pada minggu ini, Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan merilis laporan bulanan.
IEA bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 menjadi 1 juta barel per hari, dengan alasan kondisi makroekonomi yang lesu. Sementara itu, laporan OPEC pada bulan Agustus mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari untuk tahun 2024 tidak berubah.