Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru Diawal 2023
Harga emas mencatatkan keuntungan signifikan pada pekan pertama tahun 2023 dan mencatatkan rekor tertinggi baru dalam 7 bulan terakhir setelah laporan tenaga kerja Amerika memberikan harapan bahwa Fed akan semakin mempersempit skala pengetatakan kebijakan moneter sehingga suku bunga naik lebih lambat.
Dipasar spot, Harga emas mencatatkan kenaikan sebanyak $42 atau 2.25% dalam sepekan dan berakhir menguat sebanyak $33.00 atau 1.77% berakhir pada level $1,865.52 per ons, setelah uji tertinggi $1,869 dan terendah $1,831. Emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sebanyak $29.10 atau 1.56% berakhir pada level $1,869.70 per ons di Divisi Comex.
Dalam serangkaian data akhir pekan (6/1) menunjukkan bahwa :
• US Nonfarm Payrolls (Dec), 223K (A) vs. 200K (F) vs. 263K (P) 👍🏻
• US Unemployment Rate (Dec), 3.5% (A) vs. 3.7% (F) vs. 3.7% (P) 👍🏻
• US Factory Orders (MoM) (Nov), -1.80% (A) vs. -0.8% (F) vs. 1.0% (P) 👎🏻
• US ISM Non-Manufacturing PMI (Dec), 49.6 (A) vs. 55.0 (F) vs. 56.5 (P) 👎🏻
Secara fundamental, tenaga kerja Amerika telihat kuat pada awal tahun ini – namun laporan aktifitas bisnis sektor jasa untuk pertama kalinya melambat dibawah level 50 sejak masa awal pandemi (Mei 2020), yang artinya sektor jasa Amerika mengalami kontraksi. Meski tanpa tak direspon pasar, namun data diperkirakan akan cukup membebani Dolar pada awal pekan depan.
Dolar
Indeks Dolar Amerika anjlok 123 poin atau 1.18% pada perdagangan Jumat (6/1), berakhir pada level 103.90 setelah hasil solid NFP dan Tingkat Pengangguran Amerika memperkuat spekulasi kenaikan yang lebih lambat pada suku bunga the Fed.
Dolar anjlok setelah sempat capai tertinggi baru pada 105.64 dan memberikan dorongan naik pada seluruh rival utamanya. EUR/USD melonjak sebanyak 123 poin atau 1.15% berakhir pada level 1.0643, setelah capai tertinggi 1.0648 dan terendah 1.0479. Penguatan Euro juga diperkuat setelah laporan Inflasi Inti Eropa naik sebanyak 5.2% (YoY) dan 0.60% (MoM) selama Desember.
GBP/USD diperdagangkan melonjak sebanyak 181 poin atau 1.49% berakhir pada level 1.2088 dan terendah 1.1841. AUD/USD menguat sebanyak 126 poin atau 1.83% berakhir pada level 0.6875, setelah uji tertinggi 0.6886 dan terendah 0.6721. Sementara Yen Jepang menguat pada level 132.10 terhadap Dolar – turun sekitar 127 poin atau 0.96%.
Minyak
Harga minyak mentah dunia gagal memanfaatkan pelemahan Dolar AS setelah laporan ISM Non Manufacturing PMI AS mencatatkan penyusutan yang signifikan, meningkatkan spekulasi bahwa permintaan minyak global akan semakin melemah. Harga minyak mengawali pekan pertama tahun in dengan kerugian tajam sekitar 9.3%
Dipasar spot, harga minyak ditutup melemah sebanyak 29 sen atau 0.39% berakhir pada level $73.64 per barel, setelah uji tertinggi $75.45 dan terendah $73.24. Minyak mentah WTI AS ditutup menguat tipis sekitar 10 sen atau 0.14% berakhir pada level $73.77 per barel dan mencatatkan kerugian sebesar 8.4% sejak awal 2023. Sementara minyak mentah Brent London naik tipis sekitar 18 sen atau 0.23% berakhir pada level $78.87 per barel dan mencatatkan kerugian sebanyak 8.70% sejak awal 2023.
Dalam pekan ini, pasar minyak berpotensi kembali melemah terkait Arab Saudi yang menurunkan harga untuk pelanggan Asia ke level terendah sejak November 2021 karena tekanan global menekan harga minyak. Faktor-faktor seperti pembukaan kembali China dan wabah Covid-19 membuat investor gelisah karena negara-negara lain memberlakukan pembatasan pengunjung dari China.
Sentimen
Memasuki perdagangan pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada pidato Kepala Fed Jerome Powell pada Selasa (10/1) dan laporan inflasi Amerika yang akan dirilis pada akhir pekan (12/1). Laporan Inflasi China akan dirilis pada Kamis (12/1) dan GDP Inggris akan dirilis pada Jumat (13/1).