Antusias Investor Berkurang, Dolar Anjlok
Harga emas menguat selama sesi perdagangan awal pekan (18/11), mengakhiri kerugian beruntun selama enam hari perdagangan berturut-turut memanfaatkan pelemahan Dolar dan obligasi Amerika ditengah memudarnya antusias investor ‘Trump Effect’.
Minimnya data dan fundamental mendorong para pelaku pasar memanfaatkan aksi beli pada Emas dan melirik kembali perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan Perang Rusia-Ukraina.
Hingga jelang penutupan perdagangan Senin (18/11), Harga emas mencatatkan kenaikan sekitar $47.46 atau 1.85% berada pada level $2,609.97 per ons saat berita ini ditulis pada pukul 04:30 WIB, setelah capai tertinggi $2,614 dan terendah $2,562.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan menguat sebanyak $44.60 atau 1.74% berada pada level $2,614.70 per ons di Divisi Comex, setelah uji tertinggi $2,619 dan terendah $2,568.
Dipasar komoditas lainnya, Harga minyak mentah dunia diperdagangkan naik tajam ditengah munculnya kembali kekhawatiran geopolitik di Rusia-Ukraina.
Kekhawatiran akan perang yang lebih luas terjadi setelah Presiden Biden telah mengizinkan Ukraina untuk menyerang Rusia dengan rudal jarak jauh yang dipasok AS.
Matauang
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang mata uang utama dunia diperdagangkan turun sebanyak 54 poin atau 0.51% berada pada level 106.22, setelah diperdagangkan capai tertinggi 106.82 dan terendah 106.13.
Dolar melemah bersamaan dengan melemahnya pasar obligasi Amerika menyusul memudarnya harapan pemangkasan suku bunga Desember dan berkurangnya antusias investor terhadap ‘Trump Effect’.
Berdasarkan pantauan Fed Watch Tools, ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember turun dari 65.3% menjadi 58.6% selama sepekan terakhir.
Poundsterling menguat mencapai tertinggi 1.268 setelah kerugian tajam dalam 6 hari berturut-turut. GBP/USD dibawah 1.26 minggu lalu setelah secara tak terduga serangkaian data ekonomi Inggris dirilis mengecewakan.
Yen Jepang bergerak melemah terhadap Dolar Amerika pada perdagangan awal pekan ini setelah keraguan muncul dikalangan investor tentang kemampuan Bank of Japan (BoJ) untuk menaikkan suku bunga lagi dalam waktu dekat.
Spekulasi tersebut muncul setelah dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis di Nagoya, Gubernur BoJ Kazua Ueda mengatakan bahwa bank sentral akan memperketat kebijakan moneter lebih lanjut jika ekonomi berjalan sesuai dengan ekspektasinya.
Ueda menyebutkan bahwa bank sentral sedang mengevaluasi setiap faktor termasuk risiko yang terkait dengan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Berikut adalah posisi matauang jelang penutupan perdagangan Senin, 18 November 2024 pada pukul 04:30 WIB,
- AUDUSD : 0.65069 , +48 / +0.74%
- EURUSD : 1.05937 , +59 / +0.56%
- GBPUSD : 1.26759 , +60 / +0.48%
- NZDUSD : 0.58932 , +31 / +0.53%
- USDJPY : 154.599 , +24 / +0.15%
- USDCAD : 1.40121 , -77 / -0.55%
- USDCHF : 0.88317 , -48 / -0.54%
- USDCNH : 7.22460 , -64 / -0.09%
Sentimen
Pada perdagangan Selasa (19/11), Pasar akan kembali diramaikan oleh sentimen data ekonomi diantaranya, Laporan Inflasi Eropa dan data Perumahan Amerika.