
Dolar Berakhir Datar, Jelang Pertemuan BRICS & Jackson Hole Pekan Ini
Indeks Dolar AS berakhir datar selama sesi perdagangan akhir pekan lalu (18/8), menetap pada level 103.42 – turun hanya sekitar 1 poin dari penutupan sebelumnya ditengah kekhawatiran tentang pelemahan ekonomi China dan hasil pembacaan risalah Federal Reserve AS yang menyoroti komitmen terhadap target inflasi 2% tetapi menyuarakan kehati-hatian terhadap pengetatan yang berlebihan.
Permintaan safehaven terhadap Dolar AS dalam sepekan terakhir terlihat meningkat karena kegelisahan investor terhadap kelangsungan ekonomi global setelah Indikator ekonomi China sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Dunia menandakan tekanan besar, dengan penjualan ritel yang lemah, laporan impor/ekspor yang anjlok, dan pengajuan kebangkrutan Evergrande.
Disisi lain, kenaikan Dolar mulai tersendat menyusul muncul perdebatan di antara dewan Fed untuk tidak memperketat kondisi moneter. Presiden Fed Regional Bostic, Harker, Golsbee, dan Barkin, menyatakan bahwa suku bunga terbatas, dan bank sentral AS dapat “bersabar” terkait keputusan di masa mendatang.
Berdasarkan pantauan CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga tetap pada level saat ini pada pertemuan bulan September (89%).
• 21 September 2023 : 89% (no change)
• 2 November 2023 : 63.9% (no change)
• 14 Desember 2023 : 59.7% (no change)
• 31 Januari 2024 : 52.1% (no change) , 24.5% (hike), 23.4% (ease)
(update : 20 Agustus 2023)
Emas
Harga emas berakhir dengan keuntungan tipis – kurang dari 0.1% selama sesi perdagangan Jumat (18/8), karena kehati-hatian pelaku pasar dalam melihat kesulitan ekonomi China dan harapan suku bunga tinggi the Fed yang akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dipasar spot, harga emas berakhir menguat hanya sekitar $0.30 atau 0.02% pada level $1,889.36 per ons, setelah capai tertinggi $1,896 per ons. Dalam sepekan terakhir emas (spot) turun sebanyak 1.26%.
Emas berjangka kontrak Desember berakhir naik ekitar $1.30 atau 0.07% pada level $1,916.50 per ons, namun turun sebanyak 1.55% dalam sepekan lalu.
Minyak
Harga minyak mentah dunia ditutup naik selama sesi sesi perdagangan Jumat (18/8) ditengah tanda-tanda perlambatan produksi minyak AS, menyusul laporan mingguan jumlah kilang minyak aktif AS menurun dalam 10 pekan berturut-turut.
Dipasar spot, harga minyak berakhir menguat sekitar $1.16 atua 1.46% pada level $80.5 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik sebanyak $1.01 atau 1.26% menetap pada level $80.66 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent naik sebanyak 68 sen atau 0.81% pada level $84.80 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan pekan depan, fokus utama pasar global akan tertuju pada pertemuan Jackson Hole yang akan menampilkan pidato kepala-kepala Bank Sentral Dunia diantaranya The FED, ECB, BOE dan BoJ. Kepala the Fed Jerome Powell akan menyampaikan pidatonya pada Jumat (25/8) pukul 21:05 WIB.
Dari sisi rangkaian data ekonomi, fokus pasar akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral China (PBoC) yang diharapakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 15bps pada Senin (21/8). Laporan Existing Home sales AS akan dirilis pada Selasa (22/8), Rangkaian Manufacturing PMI Eropa, Inggris dan AS pada Rabu (23/8) dan Klaim Pengangguran AS pada Kamis (24/8).