Dolar Berangsur Melemah Jelang Penutupan Pasar Karena Harapan Segera Berakhirnya Pengetatan Kebijakan The Fed
Indeks Dolar AS diperdagangkan datar menjelang akhir sesi perdagangan Amerika hari ini (17/7), setelah bergerak cukup volatile sepanjang sesi Asia dan Eropa menyusul pelemahan matauang berisiko ditengah kekhawatiran investor tentang perlambatan ekonomi China.
Kekhawatiran tentang runtuhnya ekonomi China menguat setelah laporan GDP kuartal ke-2 negara tersebut dirilis jauh dibawah perkiraan.
- CNY GDP (YoY) (Q2), 6.3% (A) vs. 7.30% (F) vs. 4.50% (P)
- CNY GDP (QoQ) (Q2), 0.80% (A) vs. 0.50% (F) vs. 2.20% (P)
- CNY Retail Sales (YoY) (Jun), 3.1% (A) vs. 3.20% (F) vs. 12.70% (P)
- CNY Unemployment Rate (Jun), 5.20% (A) vs. 5.20% (F) vs. 5.20% (P)
Hingga satu jam jelang penutupan pasar hari ini (17/7), Dolar diperdagangkan melemah sebanyak 13 poin atau 0.13% pada level 99.85, turun dari sesi tertinggi hariannya pada 100.16 ditengah minimnya data dan fokus pasar kembali tertuju pada harapan tentang akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed akan berakhir pada Juli.
AUD/USD sebagai matauang komoditas dan mitra perdagangan China diperdagangkan melemah sebanyak 16 poin atau 0.24% pada level 0.68199 saat berita ini ditulis (03:00 WIB).
EUR/USD berhasil rebound dari sesi terendah hariannya dan berakhir menguat setelah Dolar berangsur melemah kembali mendekati level terendah hariannya. EUR/USD diperdagangkan naik sebanyak 12 poin atau 0.11% pada level 1.12385 saat berita ini ditulis (3:00 WIB). Sedangkan GBP/USD melemah sekitar 20 poin atau 0.15% pada level 1.30712 saat penulisan (3:00 WIB).
Emas & Minyak
Harga emas berangsur menguat dan menghapus kerugian selama sesi perdagangan Senin (17/7) menyusul melemahnya indeks Dolar AS ditengah prospek kenaikan suku bunga The Fed yang digadang-gadang akan menjadi kenaikan terakhir dalam siklus pengetatan kebijakan moneter AS setelah inflasi AS berangsur melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Dipasar spot, harga emas diperdagangkan naik hanya sekitar 18 sen atau 0.01% berada pada level $1,954.88 per ons (03:00 WIB), rebound dari terendah $1,945. Sementara emas berjangka kontrak Agustus melemah sekitar $5.9 atau 0.30% pada level $1,958.50 per ons (03:00 WIB), paska uji terendah $1,949 per ons di Divisi Comex.
Dipasar komoditas lainnya, harga minyak mentah dunia anjlok menyusul meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China setelab GDP China dirilis megecewakan.
Dipasar apot, harga minyak diperdagangkan anjlok sekitar $1.06 atau 1.41% pada level $74.01 per barel (03:00 WIB), setelah uji terendah $73.75 per barel. Minyak mentah berjangka WTI AS anjlok sebanyak $1.36 atau 1.80% pada level 74.06 per barel (03:00 WIB). Sementara Brent Crude London turun $1.42 atau 1.78% pada level $78.45 per barel (03:00 WIB).
Saham & Obligasi
Pasar saham Amerika bergerak dizona hijau – mengakhiri perdagangan awal pekan dengan cukup optimis ditengah harapan berakhirnya pengetatan kebijakan moneter Amerika segera.
Indeks saham teknologi, Nasdaq memimpin penguatan dengan kenaikan sebanyak 131.25 poin atau 0.93% pada level 14,244.95. Sementaran Indeks Dow Jones dan S&P 500 AS masing-masing berakhir menguat sebanyak 0.22% dan 0.39%.
Pasar obligasi AS berakhir campuran, dengan imbal hasil obligasi 2tahun AS melemah sekitar 0.18% berada pada level 4.742% saat penulisan (03:00 WIB). Imbal hasil 10tahun AS turun 0.24% pada level 3.810% saat penulisan 03:00 WIB), sedangkan yield 30tahun AS naik sebanyak 0.10% pada level 3.930% pada saat yang sama.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Selasa (18/7), fokus utama pasar global akan tertuju pada laporan Penjualan Ritel AS yang akan dirilis pada pukul 19:30 WIB.
Selama sesi Asia hari ini, pasar diperkirakan akan diperdagangkan datar menyusul minimnya data karena libur perdagangan bursa Jepang dan Hongkong.