Dolar Kembali Melemah, Sementara Harga Emas Enggan Bergerak Karena Resiko Resesi Terus Meningkat
Aksi jual dipasar Indeks Dolar Amerika terus terjadi selama tiga hari perdagangan berturut-turut. Dolar melemah merespon optimisme investor pada peluang kenaikan suku bunga ECB sebanyak 50bps pada pertemuan Kamis 21 Juli nanti.
Prospek kenaikan suku bunga lebih dari 25bps oleh ECB meningkat setelah laporan inflasi Eropa tercatat naik sebanyak 8.6% (YoY) dan 0.80% (MoM) selama periode Juni. Hal ini, memberikan tekanan pada ECB untuk menaikkan suku bunga pertamanya sejak 11 tahun terakhir dan meninggalkan suku bunga 0 (Nol).
Pada perdagangan Selasa (19/7) Dolar ditutup melemah sebanyak 57 poin atau 0.53% berakhir pada level 106.71, setelah uji tertinggi 107.63 dan terendah 106.39.
Untuk sementara waktu fokus utama pasar global akan tertuju pertemuan ECB dan akan menahan kecemasan investor tetang resiko resesi ekonomi global yang diperkirakan akan memuncak pada akhir pekan ini. Sentimen ini, dapat mendorong Dolar kembali bergerak naik pada akhir pekan hingga jelang pertemuan Fed pekan depan.
Matauang
Pasar matauang berisiko menguat memanfaatkan pelemahan indeks Dolar AS. Pasangan matauang EUR/USD ditutup menguat sekitar 68 poin atau 0.67% berkhir pada level 1.0224, setelah uji tertinggi 1.0268. EURUSD mendapat dorongan oleh sumber ECB yang berkomentar bahwa pembuat kebijakan mungkin membahas kenaikan suku bunga 50 bps.
ECB berada pada tekanan untuk menaikkan suku bunga lebih dari 25 bps karena resiko inflasi naik lebih tinggi dan lebih tak terkontrol karena akibat dari krisis energi yang melanda kawasan Eropa setelah Embargo terhadap Rusia. Meskipun baru-baru ini, sentimen sedikit mereda karena Komisi Eropa telah memutuskan untuk melonggarkan beberapa sanksi terhadap bank-bank Rusia untuk memungkinkan perdagangan makanan.
Matauang Pounds bergerak lebih tinggi selama sesi New York terhadap Dolar, memperpanjang reli ke tiga hari berturut-turut setelah jatuh hampir 3,50% selama sebulan terakhir. GBP/USD menguat merespon laporan ketenagakerjaan Inggris yang dirilis membaik dan respon pasar terhadap Gubernur BoE Andrew Bailey yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga 50 bps akan dibahas untuk pertemuan berikutnya.
GBP/USD ditutup menguat sekitar 46 poin atau 0.38% berakhir pada level 1.1996, setelah uji tertinggi 1.2045. AUD/USD ditutup menguat sekitar 55 poin atau 0.80% berakhir pada 0.6896. Sementara USD/JPY ditutup naik tipis hanya sekitar 4 poin atau 0.03% melemah pada level 138.18.
Emas
Harga emas diperdagangkan flat selama sesi perdagangan Selasa (19/7), bertahan diatas $1,700 meksi reiko penurunan lebih lanjut masih sangat rentan terjadi karena prospek resesi ekonomi global.
Pasar emas bahkan enggan merespon pelemahan tajam indeks Dolar Amerika yang kembali berada dibawah level 107.
Dipasar spot, harga emas mencatatkan kenaikan tipis hanya sekitar $2.65 atau 0.15% berakhir pada level $1,711.45 per ons, setelah sempat uji tertinggi $1,718 dan terendah $1,705. Sementara Emas berjangka kontrak Agustus ditutup menguat sekitar $0.50 atau 0.03% berada pada level $1,710.70 per ons di Divisi Comex.
Secara fundamental, dalam jangka pendek harga emas berpotensi rebound memanfaatkan momentum suku bunga ECB. Sayangnya kenaikan diperkirakan akan terbatas pada level $1,740 – $1,750 dengan outlook yang masih berada pada trend ‘Bearish’.
Hingga akhir Juli, harga emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,750.00 – $1,660.00. Dengan fokus utama pasar emas dan global akan tertuju pada pertemuan Federal Reserve AS pada 28 Juli mendatang (Kamis dini hari).
Sentimen
Memasuki sesi perdagangann Rabu (19/7), pasar global akan terfokus pada rangkaian laporan Inflasi Inggris pada pukul 13:00 WIB dan Laporan Existing Home Sales AS pada pukul 21:00 WIB.