Dolar Tersungkur, Bantu Rival Utamanya Rebound Tajam
Indeks Dolar Amerika berbalik melemah disesi perdagangan Amerika, setelah uji level tertinggi 113.94 sesaat setelah laporan inflasi konsumen AS dirilis. Tak bertahan lama, penguatan berbalik menjadi kekalahan besar dan catatkan level terendah baru sebagai aksi profit taking dan Investor memusatkan perhatiaan pada kebijakan moneter Inggris.
Dalam data yang dirilis, CPI AS tercatat naik sebanyak 8.2% (YoY) dan 0.40% (MoM), lebih tinggi dari perkiraan masing-masing pada 8.1% dan 0.20%. Disisi lain, Dolar tertekan oleh Pounsterling setelah Bank of Englah dikabarkan akan menyetujui perpanjangan program pembelian obligasi setelah tanggal akhir program darurat pada 14 Oktober.
Hingga akhir perdagangan Kamis (13/10), Dolar ditutup melemah sebanyak 84 poin atau 0.75% berakhir pada level 112.43, setelah uji tertinggi 113.94 dan terendah 112.14. GBP/USD ditutup menguat sebanyak 215 poin atau 1.91% berakhir pada level 1.1314, setelah uji terendah 1.1057.
Pasangan matauang EUR/USD menguat sebanyak 77 poin atau 0.79% berakhir pada level 0.9779. Sementara USD/JPY bertahan pada level tertinggi sejak 32 tahun terakhir, Yen Jepang berakhir naik sebanyak 29 poin atau 0.20% melemah pada level 147.19, setelah uji tertinggi 147.66 dan terendah 146.42.
Emas
Emas mengakhiri perdagangan hari ini di zona merah, namun berhasil memangkas kerugian awal sesi dan memanfaatkan pelemahan indeks Dolar Amerika yang tersungkur dari sesi tertinggi hariannya. Inflasi global yang menjulang tinggi diberbagai negara mendorong kekhawatiran tentang kelangsungan ekonomi dan bercampur aduk dengan serangkaian fundamental pandemi yang belum berakhir dan konflik geopolitik.
Pekembangan tentang hal-hal antara Rusia dan Ukraina tidak berjalan lebih baik, Rusia mengatakan aksesi Ukraina ke NATO dapat memicu perang dunia ketiga. Sementara itu, pembatasan terkait virus corona di Shanghai, Cina, memicu kekhawatiran penguncian besar-besaran lainnya di wilayah tersebut. Di Jerman, Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach menyerukan kembali mandat masker, mengutip “peningkatan tajam” dalam kasus covid.
Dipasar spot, harga emas ditutup melemah sekitar $7.58 atau 0.46% berakhir pada level $1,665.42 per ons, setelah uji terendah $1,642. Emas berjangka kontrak Desember ditutup melemah tipis hanya sekitar 50 sen atau 0.03% berakhir pada level $1,677.00 per ons di Divisi Comex.
Secara Fundamental, prospek suram ekonomi global dan prospek kenaikan agresif suku bunga Fed akan mendorong Emas kembali tertekan dalam jangka menengah. Emas diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran $1,680 – $1,630.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Jumat (14/10), Pasar global akan kembali terfokus pada perkembangan fundamental global dan hanya akan terfokus pada laporan inflasi China yang akan dirilis pada pukul 08:30 WIB. Waspada terjadinya spekulasi profit taking dengan volatilitas yang tajam ditengah minimnya data namun pasar masih penuh dengan kekhawatiran tentang ekonomi global.