Emas dan Dolar Kembali Ke Titik Awal, Jelang Referendum Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia
Indeks Dolar Amerika berakhir flat dikiasran 111.30, setelah sempat anjlok dari level tertinggi dalam dua dekade pada perdagangan Eropa Kamis (22/9) setelah Bank Sentral Jepang lakukan intervensi dipasar Forex untuk menahan pelemahan Yen yang tak terkendali.
Serentak dengan kebijakan moneter Bank Sentral lainnya, BOJ melakukan intervensi dipasar keuangan dengan menjual Dolar dan membeli Yen – menandai intervensi pertama dalam 24 tahun. Langkah tersebut, diambil paska Yen uji level tertinggi sejak 1998 terhadap Dolar Amerika.
BOJ lancarkan intervensi sesaat setelah Swiss National Bank tinggalkan suku bunga negatif, dengan menaikkan suku bunga sebanyak 75bps ke level 0.50%. Hingga akhir perdagangan Kamis (22/9) Indeks Dolar AS ditutup melemah sebanyak 8 poin atau 0.07% berakhir pada level 111.30, setelah uji tertinggi 111.83 dan terendah 110.42.
USD/JPY berakhir turun sebanyak 167 poin atau 1.17% menguat pada level 142.37, setelah uji tertinggi 145.89 dan terendah 140.33. Sementara itu, USDCHF menguat sebanyak 107 poin atau 1.10% berakhir pada level 0.9770, setelah uji terendah 0.9619 dab tertinggi 0.9849.
Pada jadwal pertemuan yang sama, Bank Sentral Inggris juga melakukan perubahan kebijakan suku bunga – dengan memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga sebanyak 50bps menjadi 2.25%. GBPUSD nampak terbebani oleh keputusan BoE ditengah ancaman resesi Inggris dan terus pasrah pada sentimen ekonomi global. GBP/USD ditutup melemah sekitar 15 poin atau 0.13% berakhir pada level 1.1254, setelah uji terendah 1.1211, terendah sejak Maret 1985.
Sementara itu, pasangan matauang EUR/USD ditutup melemah sekitar 7 poin atau 0.07% berakhir pada level 0.9833, setelah uji terendah 0.9808. Sedangkan AUD/USD menguat tipis sekitar 10 poin atau 0.15% berakhir pada level 0.6640, setelah uji tertinggi 0.6670 dan terendah 0.6573.
Emas
Harga emas bertahan diatas $1,650 selama sesi perdagangan Kamis (22/9), sempat menguat tajam hingga $1,684 berkat pelemahan tajam indeks Dolar AS setelah lebih dari 15 pertemuan Bank Sentral di Dunia, beberapa diantaranya adalah BoJ, SNB,BOE, CBRT hingga BI.
Emas menguat uji tertinggi $1,684 setelah Dolar dan dan Yen Jepang turun dari level tertinggi dalam lebih dari dua dekade, sebelum akhirnya kembali melemah mendekati level pembukaan Kamis (22/9). Dipasar spot, harga emas ditutup turun tipis sebanyak $2.61 atau 0.16% berakhir pada level $1,670.90 per ons. Sementara emas berjangka kontrak Desember ditutup menguat sekitar $5.40 atau 0.32% berakhir pada level $1,681.10 per ons di Divisi Comex.
Kembali emas mendekati level pembukaan Kamis, dinilai sebagai sikap hati-hati Investor jelang pelaksanaan Referendum beberapa negara Ukraina untuk bergabung dengan Rusia. Fundamental tersebut diperkirakan dapat memicu konflik yang semakin buruk antara Ukraina, Negara-negara Barat dengan Rusia.
Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia dijadwalkan akan melakukan referendum untuk memisahkan diri dari Ukraina pada 23-27 September 2022. Konflik yang memanas diperkirakan dapat mendorong permintaan safehaven pada emas dan Dolar.
Sentimen
Diluar dari konflik Rusia dan Ukraina, memasuki sesi perdagangan akhir pekan (23/9) pasar global akan terfokus pada serangkaian laporan Manufacturing PMI Eropa (15:00 WIB), Inggris (15:30 WIB) hingga Amerika (20:45 WIB).