Harga Emas Anjlok, Tandai Penurunan Terbesar Dalam Dua Hari Perdagangan Berturut-turut
Harga emas terkoreksi tajam selama sesi perdagangan Kamis (27/1), anjlok setelah the Fed memberikan signal kenaikan suku bunga dan mengakhiri program QE sesuai target pada Maret mendatang.
Signal jelas yang dipaparkan Kepala Fed Jerome Powell mendorong Dolar diperdagangkan naik tajam uji level tertinggi dalam 19 bulan terakhir dan menekan pergerakkan harga emas yang sensitif pada suku bunga dan stimulus AS dalam lebih dari 10 tahun sejak krisis keuangan global 2008.
Dipasar spot harga emas diperdagangkan anjlok lebih lebih dari $30, tercatat turun sebanyak $22.45 atau 1.25 persen berakhir pada level $1,796.96 per ons, setelah sempa diperdagangkan hingga setinggi $1,822 dan serendah $1,791. Emas berjangka kontrak Februari ditutup turun sebanyak $36.60 atau 2.04 persen berakhir pada level $1,793.10 per ons di Divisi Comex.
Memasuki sesi perdagangan akhir pekan (28/1), pasar emas dan global hanya akan terfokus pada laporan Consumer Confidence Eropa (17:00 WIB), Personal Spending AS (20:30 WIB), Personal Income (20:30 WIB), PCE Price Index ((20:30 WIB) dan Consumer Sentiment AS (22:00 WIB).
Paska pelemahan tajam dalam dua hari perdagangan berturut-turut, harga emas berpotensi rebound dengan dorongan aksi profit taking ditengah kembali meningkatnya ketegangan geopolitik Rusia-AS. Secara teknikal, harga emas berpotensi diperdagangkan pada kisaran $1,817.00 – $1,782.00.