
Harga Emas Kembali Uji $2,000
Harga emas diperdagangkan menguat, kembali berada diatas level $2,000 per ons jelang sesi akhir perdagangan Amerika Kamis (23/3). Harga emas menguat bersama dengan reboundnya Dolar kembali ke level tertinggi hariannya pada 102.60.
Lonjakan harga emas dan reboundnya Dolar terjadi setelah pasar memperhatikan komentar Menteri Keuangan Janet Yellen yang beragam dan dukungan dari kenaikan suku bunga the Fed dalam pertemuan FOMC. Meski sejauh ini, tak seperti emas – prospek kenaikan Dolar akan memudar karena pelaku pasar melihat peluang suku bunga yang lebih rendah pertemuan mendatang.
Menteri Keuangan Janet Yellen, bersama dengan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Cecila Rouse, dan Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Shalanda Young menyampaikan kesaksian mereka di hadapan the House Appropriations Financial Services Subcommittee bahwa mereka Siap untuk tindakan setoran tambahan `jika diperlukan’. Hal ini bertujuan untuk memastikan simpanan aman.
Sebelumnya, Yellen memperingatkan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak akan secara otomatis mengasuransikan semua simpanan dalam penyelamatan bank di masa depan.
Dipasar spot, harga emas diperdangkan menguat sebanyak $23.42 atau 1.19% berakhir pada level $1,993.01 per ons, setelah uji tertinggi $2,003.36 dan terendah $1,964.32. Emas berjangka kontrak April berakhir naik sekitar $46.50 atau 2.39% berada pada level $1,996.10 per ons, setelah uji tertinggi $2,006.10 per ons di Divisi Comex. Sementara Indeks Dolar AS diperdagangkan naik sekitar 5 poin atau 0.05% pada level $102.60, rebound dari terendah 101.91.
Beberapa dukungan atas keuntungan Dolar terlihat dari beberapa data ekonomi AS yang dirilis beragam, diantaranya :
• US Building Permits, 1.550M (A) vs. 1.524M (F) vs. 1.339M (P)
• US Building Permits (MoM), 15.1% (A) vs. 13.8% (F) vs. 0.1% (P)
• US Chicago Fed National Activity (Feb), -0.19 (A) vs. 0.23 (P)
• US Initial Jobless Claims, 191K (A) vs. 197K (F) vs. 192K (P)
• US New Home Sales (MoM) (Feb), 1.1% (A) vs. 7.2% (P)
• US New Home Sales (Feb), 640K (A) vs. 650K (F) vs. 670K (P)
US Stocks & Bonds
Pasar Wallstreet mencatatkan keuntungan moderat selama sesi perdagangan Kamis (23/3) karena investor tengah bersiap untuk kemungkinan dihentikannya siklus pengetatan kebijakan moneter oleh the Fed ditengah krisi perbankan. Pelaku pasar memperkirakan adanya tiga kali penurunan suku bunga hingga akhir 2023, setelah kenaikan 25bps yang pertemuan Maret.
Merespon hal tersebut, Dow JOnes diperdagangkan menguat sekitar 0.23% pada level 32,105.25. Indeks S&P 500 AS naik sekitar 0.30% ke level 3,948.72 dan Indeks Nasdaq menguat sekitar 1.01% pada level 11,787.40.
Berbanding terbalik dengan Saham AS, pasar obligasi justru merespon negatif harapan pasar akan suku bunga yang lebih rendah oleh the Fed.
Imbal hasil obligasi 2 tahun AS melemah sekitar 3.41% pada kisaran 3.8218%. Yield 10 tahun turun 3.93% ke level 3.414%, sedangkan yield 30 tahun AS turun 0.43% ke level 3.681%.
Matauang
Matauang Pound gagal mempertahankan keuntungan hariannya setelah prospek suram perbankan global mendorong indikasi bahwa Bank Sentral dapat menghetikan siklus pengetatan. Sebelumnya, GBP/USD sempat uji tertinggi 1.2343 setelah Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga sebanyak 25bps pada pertemuan Kamis (23/3).
Satu jam jelang penutupan pasar Kamis (23/3), GBP/USD diperdagangkan naik sekitar 18 poin atau 0.15% pada level 1.22857, setelah uji tertinggi 1.2343 dan terendah 1.2261.
Pasangan EUR/USD diperdagangkan melemah sebanyak 27 poin atau 0.24% berada pada level 1.0832 (04:00 WIB). Sedangkan AUD/USD menguat tipis hanya sekitar 1 poin atau 0.01% pada kisaran 0.6684.
USD/JPY diperdagangkan turun sekitar 52 poin atau 0.40% berada pada level 130.85, setelah uji tertinggi 131.66 dan terendah 130.31. Penguatan Yen ke level 130 kontras dengan penurunan imbal hasil obligasi AS.
Minyak
Kekhawatiran yang meluas tentang resesi global mendorong harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi , menghentikan reli kenaikan dalam tiga hari berturut-turut.
Dipasar spot, harga minyak berakhir melemah sekitar 42en atau 0.60% berakhir pada level $69.42 per barel, setelah uji tertinggi $71.66 dan terendah $64.14. Minyak mentah berjangka WTI AS turun sebanyak $1.43 atau 2.02% berada pada level $69.47 per barel. Sedangkan Brent London turun sebanyak $1.22 atau 1.59% pada level $75.47 per barel.
Sentimen
Memasukii sesi perdagangan akhir pekan (24/3), fokus utama pasar global akan bergeser pada serangkaian data PMI bulan Maret di seluruh dunia. Pelaku pasar juga akan memperhatikan perkembangan masalah krisis perbankan.
Disesi siang hingga malam nanti, pasar juga akan memperhatikan laporan Penjualan Inggris pada pukul 14:00 WIB dan laporan Durable Goods ORders AS pada pukul 19:30 WIB.