
Harga Emas Masih Peluang Turun Dibawah $2,300
Harga emas kembali dibuka melemah selama sesi Asia pagi ini (24/5) melanjukan penurunan tajam dalam tiga hari beruntun karena memudarnya harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserves AS setelah sikap hawkish para pembuat kebijakan bank sentral.
Probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan September melemah selama sepekan terakhir berada pada kisaran 52.2% dari 67.6% pada minggu lalu. Sebaliknya, probabilitas kenaikan suku bunga mulai muncul meski masih dibawah angka 1%.
Saat berita ini ditulis, harga emas (spot) bergerak pada kisaran $2,329.78 per ons – pada perdagangan Kamis (23/5), Harga emas mencatatkan kerugian sebesar $54.95 atau 2.31% berakhir pada level $2,323.41 per ons, setelah capai tertinggi $2,383 dan terendah $2,326.
Pada saat yang sama, emas berjangka kontrak Juni sebagai kontrak teraktif saat ini berakhir melemah sebanyak $55.70 atau 2.33% berada pada level $2,337.20 per ons.
Pada perdagangan akhir pekan ini, pasar emas berpotensi mendapatkan dukungan naik atas laporan kenaikan cadangan emas oleh sektor swasta Tiongkok. Namun kenaikan juga akan cenderung terbatas karena sentimen pasar juga dibebani oleh kurangnya permintaan emas dari konsumen Emas terbesar kedua.
Baru-baru ini, dilaporkan Sektor swasta Tiongkok mengimpor 543 ton emas pada kuartal pertama tahun 2024, dan Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) menambahkan 189 ton emas ke jumlah cadangan bank pada periode yang sama.
Disisi lain menurut Reuters, impor emas India, konsumen emas terbesar kedua di dunia, diperkirakan turun sekitar seperlima pada tahun 2024 karena harga tinggi mendorong pelanggan ritel untuk menukar perhiasan lama dengan produk baru, menurut Reuters.
Secara Teknikal, harga emas masih berpeluang turun dibawah $2,300 per ons selama periode Mei, pola kenaikan terlihat terbatas dikisaran $2,380.