Harga Minyak Turun Hingga 75 Dolar karena Kekhawatiran Permintaan Mengimbangi Harapan Pemangkasan Suku Bunga
Harga minyak turun dalam perdagangan Asia pada hari Kamis, memperpanjang serangkaian kerugian baru-baru ini karena data tenaga kerja AS yang lemah memicu kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di negara tersebut dan sebagian besar mengimbangi optimisme atas pemangkasan suku bunga.
Ketidakpastian atas gencatan senjata Israel-Hamas tidak banyak mendukung minyak mentah, meskipun negosiasi sekali lagi tampaknya gagal tanpa kesepakatan yang terlihat.
Data pemerintah yang menunjukkan penarikan tak terduga dalam persediaan AS juga tidak banyak membantu membendung penurunan minyak mentah.
Harga minyak mentah Brent turun 0,1% menjadi $75,95 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,2% menjadi $71,16 per barel pada pukul 21:04 ET (01:04 GMT).
Data tenaga kerja AS yang lemah memicu penurunan minyak yang lebih dalam
Ronde terbaru minyak mentah terjadi setelah laporan dari departemen tenaga kerja AS yang menunjukkan ekonomi menambah lebih sedikit pekerjaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Biro Statistik Tenaga Kerja merevisi turun penambahan lapangan kerja pada Maret 2024 sebanyak 818.000 posisi, sebagai bagian dari tinjauan tahunan data penggajian.
Pembacaan tersebut memicu kekhawatiran baru atas resesi AS, terutama setelah data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Juli memicu sentimen risk-off yang luas di seluruh pasar keuangan global.
Sementara pembacaan pasar tenaga kerja yang lebih lemah memang memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan September, hal itu juga menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin terlambat dalam memangkas suku bunga, dan bahwa ekonomi AS sedang menuju pendaratan keras.
Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia, terutama karena data terbaru menunjukkan produksi minyak di negara itu mencapai rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari.
Harga minyak turun dalam perdagangan Asia pada hari Kamis, memperpanjang serangkaian kerugian baru-baru ini karena data tenaga kerja AS yang lemah memicu kekhawatiran atas perlambatan ekonomi di negara itu dan sebagian besar mengimbangi optimisme atas penurunan suku bunga. Ketidakpastian atas gencatan senjata Israel-Hamas tidak banyak membantu minyak mentah, meskipun negosiasi sekali lagi tampaknya gagal tanpa ada kesepakatan yang terlihat.
Data pemerintah yang menunjukkan penurunan tak terduga dalam persediaan AS juga tidak banyak membantu membendung penurunan minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,1% menjadi $75,95 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,2% menjadi $71,16 per barel pada pukul 21:04 ET (01:04 GMT).
Data tenaga kerja AS yang lemah memicu penurunan harga minyak yang lebih dalam
Kerugian minyak mentah terbaru terjadi setelah laporan dari departemen tenaga kerja AS yang menunjukkan ekonomi menambah lebih sedikit pekerjaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Biro Statistik Tenaga Kerja merevisi turun kenaikan lapangan kerja Maret 2024 sebanyak 818.000 posisi, sebagai bagian dari tinjauan tahunan data penggajian. Pembacaan tersebut memicu kekhawatiran baru atas resesi AS, terutama setelah data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Juli memicu sentimen risk-off yang luas di seluruh pasar keuangan global.
Meskipun pembacaan pasar tenaga kerja yang lebih lemah memang memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan September, hal itu juga menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin terlambat dalam memangkas suku bunga, dan bahwa ekonomi AS sedang menuju pendaratan keras.
Skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi permintaan di konsumen bahan bakar terbesar di dunia, terutama karena data terbaru menunjukkan produksi minyak di negara itu mencapai rekor tertinggi lebih dari 13 juta barel per hari.