Hati-hati Berbalik Arah, setelah Safehaven Diluar Dolar Diborong Ditengah Kegelisahan Pemilu AS
Harga emas bergerak datar selama sesi perdagangan Asia hingga Amerika kemarin (5/11) dan cenderung diperdagangkan lebih tinggi karena investor mencari perlindungan di tengah ketidakpastian terkait pemilu dan ketegangan global.
Memasuki sesi perdagangan Rabu (6/11), pasar emas akan terfokus pada perhitungan cepat hasil Pemilu Amerika Serikat. Harga emas diperkirakan akan bergejolak sepanjang sesi perdagangan hari ini dan berpotensi melemah pada akhir hasil hitung cepat karena berkurangnya unsur ketidakpastian dan euforia kemenangan salah satu kandidat.
Hingga jelang penutupan perdagangan Selasa (5/11) pada pukul 04:30 WIB, Harga emas (spot) mencatatkan kenaikan sebesar $8.34 atau 0.30% berada pada level $2,744.52 per ons, setelah uji tertinggi $2,749 dan terendah $2,724.
Pada saat yang sama emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan menguat tipis hanya sebanyak $6.80 berada pada level $2,753.00 per ons di Divisi Comex, setelah uji tertinggi $2,759 dan terendah $2,733.
Dolar
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia kembali diperdagangkan anjlok menghadapi hari pemilihan Presiden pada hari Selasa (5/11). Kekhawatiran tentang siapa yang akan memenangkan pemilu 4tahunan yang ke-60 ini akan berperan besar dalam kebijakan ekonomi AS dimasa mendatang.
Hingga jelang penutupan perdagangan Selasa (5/11) pada pukul 04:30 WIB, Dolar AS diperdagangkan melemah sebanyak 45 poin atau 0.43% berada pada level 103.45 saat berita ini ditulis, setelah uji tertinggi 103.96 dan terendah 103.37.
Dipasar rival utama Dolar, sekeranjang matauang G10 diperdagangkan menguat terhadap Dolar. Sejauh ini terlihat bahwa Pelaku pasar terus berpegang pada aset safe haven di luar Greenback di tengah ketidakpastian politik atas hasil pemilu AS. Emas, Yen, dan Franc Swiss tetap berada di posisi terdepan.
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Selasa, 5 November 2024 pada pukul 04:30 WIB,
- AUDUSD : 0.66358 , +52 / +0.79%
- EURUSD : 1.09247 , +50 / +0.46%
- GBPUSD : 1.30329 , +77 / +0.59%
- NZDUSD : 0.59977 , +26 / +0.43%
- USDJPY : 151.609 , -50 / -0.33%
- USDCAD : 1.38338 , -66 / -0.47%
- USDCHF : 0.86323 , -6 / -0.07%
- USDCNH : 7.09720 , -83 / -0.12%
Minyak
Harga minyak mentah dunia diperdagangkan menguat selama sesi perdagangan Selasa (5/11) menyusul sentimen ketidakpastian politik AS dan dampak potensial dari badai Tropis Rafael terhadap produksi minyak diteluk Meksiko.
Badai Tropis mengancam sekitar 1,7 Juta Barel Produksi Harian, yang memaksa Chevron menghentikan produksinya di wilayah tersebut sedangkan Shell tengah Mengevakuasi Personelnya.
Sementara itu, jajak pendapat menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara Donald Trump dan Kamala Harris, yang dapat sangat mempengaruhi kebijakan perdagangan dan energi AS, yang berpotensi mengencangkan sanksi terhadap Iran sementara mengurangi pembatasan terhadap minyak Rusia.
Berikut adalah posisi harga minyak jelang penutupan perdagangan Selasa, 5 November 2024 pada pukul 04:30 WIB,
- OIL (SPOT) : $71.80 , +$0.47 / +0.66%
- WTI : $72.18 , +$0.71 / +0.99%
- BRENT : $75.53 , +$0.45 / +0.60%
Sentimen
Pada perdagangan Rabu (6/11), pasar akan terfokus pada pergerakkan hasil hitung cepat Pemilihan Presiden AS 4tahunan yang ke-60.
Sementara itu, dari rangkaian data ekonomi ini – pasar akan memperhatikan rilis data PMI Jasa Nagara-nagara Eropa dan Inggris.