Kesenjangan Kebijakan Moneter Bank Sentral Dukung Penguatan Emas
Indeks Dolar Amerika diperdagangkan melemah selama sesi perdagangan akhir pekan (13/1), mencatatkan penurunan terendah sejak 6 Juni lalu ditengah tingginya spekulasi kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Februari mendatang.
Pelaku pasar memanfaatkan momentum jelang kenaikan suku bunga Fed untuk melepaskan Dolar dan berburu safe haven lainnya yang lebih diuntungkan dari pelonggaran kebijakan moneter AS yakni Emas. Peluang kenaikan 25bps suku bunga Federal Reserve AS meningkat pada level 93.7% dari 75.7% pada awal Januari.
Dolar mengakhiri perdagangan Jumat (13/1) dengan kerugian sebesar 8 poin atau 0.08%, setelah uji terendah 101.98 (terendah Juni 2022). Dolar mencatatkan penurunan sebesar 1.68% dalam sepekan terakhir.
Matauang
Matauang Euro melemah terhadap untuk pertama kalinya setelah menguat dalam enam sesi perdagangan beruntun – menandai keuntungan mingguan terbesar sejak Mei 2020 sebanyak 1.74% ditengah harapan kenaikan suku bunga ECB pada pertemuan 2 Februari mendatang. EUR/USD menyelesaikan perdagangan Jumat (13/1) dengan kerugian sekitar 19 poin atau 0.17% berakhir pada level 1.0832, setelah uji tertinggi 1.08675 dan terendah 1.07801.
Pounsterling (GBP) berbalik menguat terhadap Dolar setelah sempat melemah ke level terendah hariannya pada 1.21499 dan bahkan mengabaikan hasil suvei Consumer Sentiment oleh Univ. Of Michigan yang dirilis menguat pada level 64.6, lebih dari dibandingkan perkiraan dan data sebelumnya pada 60.5 (F) dan 59.7 (P). Pound berhasil mempertahankan keuntungannya setelah GDP Inggris dilaporkan menguat sebanyak 0.10% selama periode November, lebih baik dari perkiraan pada -0.20%.
USD/JPY untuk pertama kalinya turun dibawah level 128 sejak Mei 2022, penurunan dipicu oleh aksi jual investor karena kesenjangan kebijakan moneter Fed dan BoJ. Berbanding terbalik dengan Fed yang diperkirakan akan mulai melonggarkan pengetatan kebijakan moneternya, kini giliran BoJ yang diperkirakan akan mulai melakukan pergeseran arah kebijakan moneter bank sentral. Bank Of Japan diperkirakan akan meninjau efek samping dari kebijakan ultra-akomodatifnya minggu depan dan berpotensi memicu peluang kenaikan suku bunga BoJ.
USD/JPY menyelesaikan perdagangan Jumat dengan kerugian sebanyak 147 poin atau 1.15% berakhir pada level 127.84, setelah uji tertinggi 129.40 dan terendah 127.45. Sementara AUD/UD menguat sebanyak 6 poin atau 0.09% berakhir pada level 0.6972.
Emas
Harga emas diperdagangkan menguat tajam – mencapai level tertinggi sejak April karena tingginya arus beli ditengah spekulasi kenaikan suku bunga BoJ dan perlambatan laju kenaikan suku bunga the Fed. Harga emas mencatatkan keuntungan sekitar 2.8% dalam sepekan terakhir dan sekitar 5% selama 2023.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $23.04 atau 1.20% berakhir pada level $1,919.86 per ons, setelah uji tertinggi $1,921 dan terendah $1,892. Emas berjangka kontrak Februari ditutup menguat sebanyak $23.20 atau 1.21% berakhir pada level $1,921.70 per ons di Divisi Comex.
Pekan ini, Fokus utama pasar emas akan tertuju pada kebijakan moneter Bank Sentral Jepang yang diperkirakan akan merubah arah kebijakan moneter dari pelonggaran menjadi pengetatan. BoJ berpotensi meninggalkan kebijakan suku bunga negatif.
Minyak
Harga minyak mentah dunia rebound merespon pelemahan Dolar dan didukung oleh optimisme pasar global akan pemulihan ekonomi China setelah Neraca Perdagangan China dilaporkan menguat mencapai 550.1 Milyar Yuan ($78 Milyar), lebih tinggi dari sebelumnya pada 494.3 Milyar Yuan.
Dipasar spot, harga minyak diperdagangkan menguat sebanyak $1.74 atau 2.17% berakhir pada level $80.00 per barel, setelah uji tertinggi $80.01 dan terendah $77.97. Minyak mentah berjangka WTI AS menguat sebanyak $1.47 atau 1.84% berakhir pada level $79.86 per barel, sementara minyak mentah Brent London naik sebanyak $1.25 atau 1.47% berakhir pada level $85.28 per barel.
Sentimen
Pekan ini, fokus utama pasar global akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Jepang pada Rabu 18 Januari 2023. Sementara itu, beberapa data ekonomi utama pasar global yang akan menjadi pusat perhatian pasar adalah laporan GDP China (17/1), Inflasi Inggris (18/1), Inflasi Eropa (18/1), Inflasi Produsen AS (18/1), dan data perumahan AS.
Awal pekan ini, pasar global nampaknya akan diperdagangkan lebih tenang – menyusul libur bursa Amerika dalam rangka Marthin Luther King Jr. Day.