
Prospek Suram Ekonomi Global, Serat Perdagangan Aset Berisiko
Prospek suram ekonomi global telah mendorong pasar matauang berisiko melemah tajam membantu Dolar terdorong naik, pulih dari pelemahan sejak sepekan terakhir. Dolar menyelesaikan perdagangan Kamis (17/11) dengan keuntungan sekitar 38 poin atau 0.36% berakhir pada level 106.67, setelah uji tertinggi 107.25.
Kekhawatiran baru terkait perang Ukraina-Rusia dan ketegangan dengan negara-negara Barat menyusul perkembangan terbaru tentang penyelidikan rudal yang masuk ke Polondia. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Ukraina tidak bisa disalahkan atas serangan rudal yang menghantam kota Polandia, yang menewaskan dua korban. NATO yakin Rusia bertanggung jawab, meskipun rudal itu kemungkinan besar berasal dari pertahanan Ukraina.
Laporan tersebut, mendorong situasi panas hubungan Rusia dan Ukraina dan menekan perdagangan matauang Inggris dan Eropa. EUR/USD tercatat melemah pada level 1.0365 – turun sekitar 27 poin atau 0.26%. GBP/USD melemah sekitar 49 poin atau 0.41% berada pada level 1.1865, jelang penutupan Kamis (17/11).
Matauang Pound jatuh setelah pembacaan Anggaran Musim Gugur oleh Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt. Hunt mempresentasikan Pernyataan Musim Gugur, anggaran Perdana Menteri Rishi Sunak. Seperti yang diharapkan oleh analis. Pemerintah akan peningkatan pajak sebesar £55 miliar dan pemotongan pengeluaran untuk memulihkan reputasi fiskal Inggris setelah kekacauan di bulan September dan Oktober.
AUD/USD diperdagangkan melemah sekitar 51 poin atau 0.76% berada pada level 0.6688 saat berita ini ditulis. Aussie gagal memanfaatkan mometum data tenaga Australia yang membaik selama periode Oktober karena tekanan lonjakan kasus covid19 di China dan penguatan dolar. USD/JPY tercatat melemah ke level 140.19, setelah capai tertinggi 140.73 – USD/JPY naik sekitar 67 poin atau 0.48% saat berita ini ditulis.
Emas
Harga emas diperdagangkan melemah tajam selama sesi perdagangan Kamis (17/11), kembali mendekati level terendah minggu ini, setelah Dolar rebound dan merespon laporan data ekonomi AS yang mengecewakan selama perdagangan semalam. Memburuknya data ekonomi AS menimbulkan keraguan dikalangan Investor tentang harapan perlambatan kenaikan suku bunga Fed.
Dalam yang dirilis tercatat bahwa Housing Starts AS turun sekitar 4.20% (vs. -8.1 prior). Building Permits turun sekitar -2.4% (vs. +1.4% prior), Klaim Pengangguran AS naik sebanyak 222K, lebih rendah dari perkiraan pada 225K. Sedangkan survei Philadelphia manufaktur index anjlok ke level -19.4 dari -8.7 ( perkiraan -6.2).
Dipasar spot, harga emas anjlok sebanyak $13.71 atau 0.78% berakhir pada level $1,759.89 per ons, setelah uji tertinggi $1,774 dan terendah $1,754. Emas berjangka kontrak Desember melemah sekitar $12.80 atau 0.73% berakhir pada level $1,763.00 per ons di Divisi Comex.
Minyak
Harga minyak mentah dunia kembali tersungkur karena Wabah virus corona semakin parah terjadi di China. Dimana negara tersebut terus melaporkan peningkatan kasus setiap harinya dan menimbulkan kekhawatiran besar pada ekonomi terbesar didunia.
Merespon hal tersebut, harga minyak dipasar spot anjlok sebanyak $3.25 atau 3.96% berakhir pada level $82.08 per barel, setelah uji tertinggi $85.44 dan terendah $81.42. Emas berjangka WTI AS anjlok sebanyak $3.95 atau 4.84% berakhir pada level $81.64 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka Brent turun sebanyak $3.08 atau 3.43% pada level $89.78 per barel.
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan akhir pekan ini, pasar akan terfokus pada laporan Inflasi Jepang pada pukul 06:30 WIB, diikuti laporan Penjualan Ritel Inggris pada pukul 14:00 WIB dan laporan Exisiting Home Sales AS pada pukul 22:00 WIB.