S.Korea c.bank Memperingatkan Risiko Stabilitas Keuangan karena Utang Meningkat
Bank sentral Korea Selatan mengatakan pada hari Senin ada kebutuhan untuk mengelola stabilitas keuangan selain risiko harga karena utang rumah tangga negara yang tinggi mulai naik.
“Dalam hal kebijakan moneter, harus mempertimbangkan stabilitas keuangan lebih aktif untuk mencegah leverage yang berlebihan atau investasi aset berisiko ketika kebijakan moneter longgar,” Bank of Korea (BOK) mengatakan dalam sebuah laporan.
“Ada kebutuhan untuk membahas pengenalan ‘kebijakan moneter yang hati-hati’ dengan pertimbangan yang lebih tinggi pada stabilitas keuangan, selain stabilitas harga,” kata bank sentral.
Utang rumah tangga Korea Selatan melonjak ke rekor tertinggi pada Juni, ketika meningkat untuk bulan ketiga dan dengan jumlah terbesar dalam 21 bulan, karena permintaan tumbuh untuk pinjaman hipotek, data menunjukkan pekan lalu.
Total utang rumah tangga mencapai 105,0% dari produk domestik bruto negara itu pada kuartal keempat tahun 2022, tertinggi ketiga setelah Swiss dan Australia, di antara 43 negara besar yang dipatuhi oleh Bank for International Settlements.
Bank sentral mengatakan dalam laporan itu ada risiko stabilitas keuangan yang terbatas dari utang rumah tangga, mengingat rasio pinjaman terhadap nilai yang rendah dan persentase yang tinggi dari orang berpenghasilan tinggi, tetapi hal itu menandai implikasi jangka panjang yang negatif terhadap pertumbuhan dan ketimpangan.
Pembuat kebijakan perlu lebih berhati-hati dengan komunikasi mereka sehingga rumah tangga tidak meremehkan risiko perubahan suku bunga, tambah BOK.
BOK mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah sejak kenaikan suku bunga terakhirnya pada Januari dan kampanye pengetatannya, yang dimulai pada Agustus 2021, secara luas diperkirakan akan berakhir. Namun, pada pertemuannya Kamis lalu, gubernurnya mengatakan sebagian besar anggota dewan tetap membuka pintu untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.