Dolar Anjlok Ke Terendah Juni
Indeks Dolar Amerika terperosok untuk hari ke-empat berturut-turut – melemah mendekati ambang batas 105 dan mencatatkan pelemahan baru sejak satu bulan terakhir.
Dolar untuk sementara kehilangan daya pikat safehaven sejak prospek kenaikan suku bunga Fed yang diperkirakan akan melambat pada pertemuan berikutnya selama semester kedua tahun ini. Investor juga cukup berhati-hati jelang data kunci tenaga kerja Amerika pada akhir pekan nanti.
Hingga penutupan pasar Senin (1/8), Dolar diperdagangkan turun sebanyak 51 poin atau 0.48% berakhir pada level 105.38. Dolar gagal merespon positif deretan laporan Manufacturing PMI Eropa dan Inggris yang dirilis melemah dan ISM Manufacturing PMI AS yang tercatat turun ke level 52.8 dari 53.00, lebih tinggi dari perkiraan pada 52.0.
Matauang
Deretan matauang berisiko diperdagangkan menguat, meski mayoritas laporan data ekonomi Asia,Eropa dan Inggris dirilis mengecewakan. Pasangan matauang AUD/USD ditutup menguat sebanyak 37 poin atau 0.53% berakhir pada level 0.7026, setelah uji tertinggi 0.7046 dan terendah 0.6967. Aussie diuntungkan oleh tingginya harapan pasar pada rencana kenaikan suku bunga RBA yang diperkirakan akan naik sebanyak 50bps pada pertemuan hari ini (Selasa 2/8) pukul 11.30 WIB. AUD/USD yang biasanya sensitif dengan data ekonomi China, kali ini mengabaikan haisl laporan PMI manufaktur China yang dirilis turun ke level 50.4 dari 51.7.
EUR/USD ditutup menguat sebanyak 32 poin atau 0.31% berakhir pada level 1.0256, setelah uji tertinggi 1.0274. Investor mengabaikan hasil laporan mengecewakan dari data Penjualan Ritel Jerman. Dalam data yang dirilis menunjukkan bahwa penjualan ritel turun 8.80% (YoY) selama periode Juni, lebih rendah dari perkiraan dan data sebelumnya pada -8.0% (F) dan 1.1% (P).
Perlu dicatat bahwa rumah tangga di Eropa menghadapi tekanan harga yang lebih tinggi, yang memaksa mereka untuk membayar pengeluaran konsumsi yang lebih tinggi meskipun ada sedikit perubahan dalam jumlah yang dibeli. Oleh karena itu, data Penjualan Eceran harus lebih tinggi. Dan, perkiraan yang lebih rendah untuk permintaan ekonomi menunjukkan penurunan serius dalam permintaan ritel. Merespon hal ini, ini dapat menjadi pendorong penurunan Euro dalam waktu mendatang jika kondisi tidak berubah.
Pasangan matauang GBP/USD ditutup menguat sebanyak 74 poin atau 0.60% berakhir pada level 1.2251. Sementara USD/JPY ditutup turun tajam sebanyak 160 poin atau 1.22% berakhir pada level 131.61 yang merupakan posisi terkuat Yen sejak 16 Juni.
Emas
Harga emas menguat signifikan pada perdagangan awal pekan ini (1/8), merespon pelemahan dolar dan resiko meningkatnya ketegangan geopolitik di Afganistan setelah serangan drone AS di Afganistan yang menewaskan pemimpin Al-Qaida Ayman al-Zawahri.
Dipasar spot, harga emas ditutup menguat sebanyak $6.30 atau 0.36% berakhir pada level $1,772.00 per ons, setelah uji tertinggi $1,775 dan terendah $1,758. Sementar ema berjangka kontrak Desember ditutup menguat sebanyak $5.90 atau 0.33% berakhir pada level $1,787.70 per ons di Divisi Comex.
Melihat prosepek pelemahan Dolar dan geopolitik baru-baru ini, Harga emas diperkirakan masih akan coba level $1,780 – $1,805.00.
Dalan perkembangan terbaru, Presiden AS Joe Biden dilaporkan akan mengumumkan secara lengkap operasi yang dilakukan di Afganistan pada 7.30 PM waktu AS hari ini (07.30 WIB pagi ini).
Sentimen
Memasuki sesi perdagangan Selasa (2/8) fokus pasar global akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Australia pad pukul 11.30 WIB dan Jadwal Press Conference Presiden Fed Chicago Evan pada pukul 21.00 WIB.
Agenda diluar jadwal, pasar akan terfokus pada press conference Biden pagi ini dan perkembangan perang Ukraina dan Ketegangan di Afganistan.