
Pecah, Emas Kembali Catatkan Rekor Tertinggi Baru Sepanjang Masa
Harga emas meroket, ditutup dan bertahan pada rekor tertinggi baru sepanjang masa ditengah gejolak geopolitik, ketidakpastian perang tarif dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga AS jelang pertemuan Fed minggu ini.
Pasar bahkan enggan merespon data-data perumahan AS yang dirilis cukup positif selama periode Februari.
- US Building Permits (MoM) (Feb), -1.2% (A) vs. -0.6% (P)
- US Building Permits (Feb), 1.456M (A) vs. 1.450M (F) vs. 1.473M (P)
- US Housing Starts (Feb), 1.501M (A) vs. 1.380M (F) vs. 1.366M (P)
- US Housing Starts (MoM) (Feb), 11.2% (A) vs. -11.5% (P)
Sentimen pasar secara luas beragam, namun emas tetap menjadi buruan para investor sebagai safehaven utama karena ketidakpastian yang berkepanjangan dan melemahnya pasar saham global.
- Dari ketegangan gepolitik , Konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas kembali memicu kenaikan XAU/USD, karena serangan Israel menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza, yang mengancam gencatan senjata selama dua bulan gagal. (Good for Safehaven)
- Pembicaraan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin meredakan sebagian dorongan beli dengan persetujuan terakhir untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari. (Bad for Safehaven)
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed meningkat pada periode Juni, ditengah ancaman perlambatan ekonomi AS. Menurut FedWatch Tool oleh CME Group, para pelaku pasar memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu. Namun, mereka melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 65.7% pada bulan Juni. (Good for Gold)
Hingga akhir perdagangan Selasa (18/3), harga emas (spot) ditutup menguat sebanyak $33.80 atau 1.13% berakhir pada level $3,034.24 per ons, setelah uji tertinggi $3,038 dan terendah $2,999.
Pada saat yang sama, Emas berjangka kontrak April sebagai kontrak teraktif saat ini – diperdagangkan menguat sebanyak $34.70 atau 1.15% berakhir pada level $3,040.80 per ons, setelah uji tertinggi $3,047 di Divisi Comex.
Dolar
Sentimen pasar memburuk dan Dolar AS semakin terpuruk – ditutup pada titik terendah sejak 16 Oktober menyusul meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan ancaman resesi AS.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, mengakhiri perdagangan Selasa (18/3) dengan kerugian sekitar 17 poin atau 0.16% berakhir pada kisaran 103.24, setelah capai tertinggi 103.80 dan terendah 103.20.
Pada minggu ini, Investor akan fokus pada keputusan kebijakan Federal Reserve (Fed).
Berikut adalah posisi matauang pada penutupan perdagangan Selasa (18/3) pada pukul 05:00 WIB,
- AUDUSD : 0.63581 , -23 / -0.37%
- EURUSD : 1.09422 , +22 / +0.20%
- GBPUSD : 1.30003 , +13 / +0.10%
- NZDUSD : 0.58139 , -3 / -0.04%
- USDJPY : 149.236 , +11 / +0.07%
- USDCAD : 1.43005 , +13 / +0.09%
- USDMXN : 19.92130 , -170 / -0.09%
- USDCHF : 0.87675 , -38 / -0.43%
- USDCNH : 7.22110 , +36 / +0.05%
Sentimen
Pada Rabu (19/3), Fokus pasar akan tertuju pada pertemuan Bank Sentral Jepang pada sesi Asia dan Federal Reserves AS pada dini hari nanti pukul 01.00 WIB.
Dari rangkaian data ekonomi, pasar akan diramaikan oleh data inflasi Eropa. Hingga sepekan kedepan, deretan jadwal pertemuan Bank Sentral akan jadi fokus utama pasar global – diantaranya, BoJ, BoE, dan Federal Reserves AS.